Please activate JavaScript!
Please install Adobe Flash Player, click here for download

GE 48 web

global energI EDisi 48 I NOVEMBER 2015 87 versitas Indonesia (UI) Iwa Garniwa mengatakan pemerintah telah teledor dalam menentukan proporsi kontrak- tor megaproyek pembangkit listrik 35 ribu Megawatt (MW). Iwa menilai dengan memberikan porsi mayoritas ke perusahaan listrik swasta (indepen- dent power producer/IPP) dalam pro- yek tersebut, dominasi PT PLN (Perse- ro) dalam hal pengadaan tenaga listrik akan berkurang.”Akibatnya PLN tidak punya ‘kekuatan’ lebih kalau-kalau IPP berencana menaikan tarif listriknya se- waktu-waktu. Jadi kalau mau menentu- kan porsi, pemerintah dan PLN harus cermat dan memperhatikan segala as- pek,” kata Iwa di Jakarta, Senin (5/10). Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli me- ngatakan, target pemerintah memba- ngun pembangkit listrik 35.000 mega- watt terlalu sulit dicapai. Bahkan, dia menilai bahwa proyek yang dicanang- kan Jokowi hinga 2019 itu tak masuk akal.”Saya akan minta Menteri ESDM dan DEN (Dewan Energi Nasional) untuk lakukan evaluasi ulang mana yang betul-betul masuk akal. Jangan kasih target terlalu tinggi tapi capa- inya susah, supaya kita realistis,” ujar Rizal Ramli di Gedung Badan Pengka- jian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta, Kamis (13/8/2015). Di kesempatan yang sama, Sekreta- ris Jenderal Asosiasi Pemasok Energi dan Batubara Indonesia (Apebindo) Eka Wahyu Kasih berharap pemerintah memprioritaskan perusahaan listrik swasta nasional di dalam proyek 35 ribu MW. Tujuannya agar pelaku usaha domestik bisa berkontribusi langsung dalam pengadaan tenaga listrik hing- ga mampu menggerakan roda pereko- nomian Indonesia.”Kami ingin proyek 35 ribu MW jatuh ke Indonesia bukan malah ke Singapura. Melainkan ke do- mestik. Seharusnya pasokan energi (batubara) diberikan juga ke pengusaha batubara menengah kecil untuk PLTU,” tutur Eka. Dominasi Tiga Negara Namun data Badan Koordinasi Pe- nanaman Modal (BKPM) mengungkap- kan, investasi di sektor ketenagalistrikan untuk proyek listrik 35.000 megawatt (MW) didominasi oleh 3 negara dari Asia Timur, yaitu Jepang, China, dan Korea Selatan. “Investornya (proyek listrik 35.000 MW) paling banyak dari Jepang, China, dan Korea Selatan,” kata Deputi Peren- canaan Penanaman Modal BKPM, Tam- pa Hutapea, usai konferensi pers di Kan- tor BKPM, Jakarta, Rabu (27/10/2015). Tampa mengungkapkan, realisasi in- vestasi di sektor ketenagalistrikan sam- pai Oktober ini sudah mendekati target yang dicanangkan pemerintah. Proyek pembangkit listrik yang sudah selesai dan mulai beroperasi (COD/Commercial On Date) tahun ini mencapai 1.600 MW dari target 3.800 MW. “Target pemerintah 3.800 MW yang COD tahun ini, sekarang sudah 1.600 MW yang COD,” ucapnya. Kemudian sebanyak 5.000 MW sudah penandatanganan kesepakatan kontrak jual-beli listrik atau PPA (Power Purchase Agreement) dengan PT PLN (Persero)‎. Pada akhir tahun ini, kontrak yang di- tandatangani bisa mencapai 11.000 MW, karena ada 6.000 MW lagi yang sedang dalam proses penandatanganan. “PPA sekarang sudah ada 5.000 MW yang sign contract. Masih ada 6.000 MW dalam proses, jadi total bisa 11.000 MW, me- lampaui target 10.000 MW,” kata Tampa. Sementara proyek listrik yang sudah diproses tendernya tahun ini mencapai 12.000 MW dari target 20.000 MW sam- pai akhir tahun. “Kemudian tender di- canangkan oleh Kementerian ESDM dan PLN kira-kira 20.000 MW, sudah proses 12.000 MW,” tutupnya.BudiPrasetiyo,ktn, CNN realisasi investasi di sektor ketenagalistrikan sampai Oktober ini sudah mendekati target yang dicanangkan pemerintah global energI EDisi 48 I NOVEMBER 201587

Pages Overview