Please activate JavaScript!
Please install Adobe Flash Player, click here for download

GE 48 web

global energI EDisi 48 I NOVEMBER 2015 29 Sebelumnya SKK Migas melansir ra- ta-rata angka produksi minyak mentah (crude) Indonesia hingga awal November 2015 (year to date/ytd) baru mencapai 784.606 barel per hari (bph). Angka ter- sebut masih 5% di bawah target produksi siap jual (lifting) dalam Anggaran Pen- dapatan dan Belanja Negara Perubah- an (APBNP) 2015 yang ditetapkan pada angka 825 ribu bph. Sementara rata-rata produksi gas bumi, besarannya berada di angka 8.052 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), atau 1.214 MMSCFD di atas target APBNP 2015 yang dipatok pada angka 6.838 MMSCFD. “Sampai dengan 1 November 2015, rata-rata produksi mi- nyak 784.606 BOPD dan gas bumi 8.052 MMSCFD,” ujar Zuldadi Rafdi, Kepala Subbagian Komunikasi dan Protokoler SKK Migas, Selasa (3/11/2015). Tak tercapainya target lifting hingga awal bulan kesebelas ini tak lepas dari hadirnya beberapa faktor. Dua dianta- ranya ialah cuaca buruk yang terjadi di awal tahun sehingga menghambat kinerja produksi kontraktor kontrak kerjasama hingga tertundanya optimasi beberapa lapangan migas yang menjadi andalan pemerintah. Blok Cepu Guna menutup target lifting 2015, Zul- dadi mengatakan, SKK Migas akan terus mendorong KKKS mengoptimalkan angka produksi. Satu diantaranya mendorong ExxonMobil Cepu Limited untuk mulai menggeber kegiatan produksi dari Lapa- ngan Banyu Urip, Blok Cepu yang awal- nya akan dilaksanakan mulai pertengahan Oktober kemarin.”Saat ini Cepu baru ma- suk tahap commisioning,” tuturnya. Sebagai catatan, Blok Cepu dipre- diksi mampu menghasilkan produksi minyak mentah mencapai 165 ribu bph. PT Pertamina (Persero) yang menjadi rekanan ExxonMobil di blok tersebut menyatakan puncak produksi Cepu sendiri akan berlangsung mulai tahun depan.”Itu tergantung dari train A dan train B-nya, yang satu November yang satu Desember. Kami tahun depan akan produksi bagian kami 74 ribu bph,” kata Meidawati, Senior Vice President Up- stream Strategic Planning and Operation Evaluation (USPOE) Pertamina. Seperti yang telah diketahui sebelum- nya, EMCL berencana untuk mengopti- masi produksi di Lapangan Banyu Urip dengan produksi yang ditaksir menca- pai 205 ribu bph. Awalnya, optimasi ini dijadwalkan pada bulan Oktober lalu namun molor sebulan akibat insiden perusakan kantor dan bocornya pipa Pertamina - Petrochina East Java (PPEJ) yang lokasinya berdekatan dengan fasi- litas pipa Banyu Urip. “Kami harapkan nanti akhir November ini produksi Exx- on bisa maksimal,” ujar Amien. Namun puncak produksi Blok Cepu yang diharapkan bisa mencapai 205.000 barel per hari (bph) tahun de- pan kemungkinan akan sulit terlaksana. Produksi maksimal blok migas di Bojo- negoro tersebut hanya akan mencapai 165.000 bph. Sebenarnya fasilitas pro- duksi utama (central production facility/ CPF) Blok Cepu hanya bisa mencapai 165.000 bph. Jika ditambahkan dengan fasilitas produksi awal (early production facility/EPF) sebesar 40.000 bph, pun- cak produksinya bisa meningkat hingga 205.000 bph. Masalahnya kontrak EPF yang sudah berjalan sejak Agustus 2009 akan habis pada Desember tahun ini. ExxonMobil sudah mengusulkan untuk memperpan- jang sewa fasilitas tersebut. Namun, ke- putusannya berada di tangan pemerin- tah. Hingga saat ini pemerintah belum memutuskan apakah akan memperpan- jang kontrak tersebut atau tidak. “Per- panjangan sedang dibahas,” ujar Direk- tur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I.G.N. Wiratmaja Puja. Kepala Bagian Humas SKK Migas Elan Biantoro menyatakan, produksi tahun de- pan kemungkinan hanya akan mengandal- kan fasilitas produksi yang ada. “Karena Engineering Procurement and Construc- tions (EPC) I dan V akan tuntas di akhir 2015, jadi selanjutnya akan menggunakan sarana fasilitas produksi hasil EPC I-V. Ke- cuali ada pertimbangan dan kebijakan lain dari pemerintah,” kata Elan. Pembangunan fasilitas Blok Cepu di- bagi ke dalam lima kontrak EPC (rekaya- sa, pengadaan, dan konstruksi). EPC I adalah CPF, fasilitas yang paling vital dalam proyek tersebut, pengerjaannya sudah 97 persen dan diperkirakan akan selesai pada Desember 2015. EPC II me- rupakan pembangunan pipa darat (on- shore)dari Banyu Urip ke Pantai Palang di Tuban sepanjang 72 kilometer. EPC III adalah pembangunan pipa bawah laut dan menara tambat (mooring tower) Floating Storage and Offloading (FSO). EPC IV merupakan pembangunan kapal FSO (Floating Storage and Offloading) Gagak Rimang. Pengerjaan EPC II, III, dan IV sudah selesai 100 persen. Semen- tara EPC V, pembangunan infrastruktur pendukung, baru akan sesai pada bu- lan ini. Setelah seluruh pengerjaan EPC I hingga EPC V selesai, Blok Cepu bisa memproduksi hingga 165.000 bph. Me- ningkat dua kali lipat lebih dari produksi saat ini yang hanya 80.000 bph. Ini bisa menggantikan produksi EPF yang hanya 40.000 bph. Asepta Yoga Permana, kdt Kegiatan produksi dari Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu global energI EDisi 48 I NOVEMBER 201529

Pages Overview