Please activate JavaScript!
Please install Adobe Flash Player, click here for download

GE 48 web

28 global energI EDisi 48 I NOVEMBER 2015 A ngka tersebut lebih rendah dari proyeksi yang disampaikannya pada Agustus 2015 lalu, yaitu sebe- sar 812 ribu bph. Lebih rendah di- bandingkan target lifting dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubah- an (APBNP) 2015 sebesar 825 ribu bph. “Kami tidak bisa mencapai target na- sional. Memang kalau dihitung dari target APBNP (realisasinya) masih di bawah, tapi kalau minyak dan gas kan tidak bisa diten- tukan produksinya berapa,” jelas Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi di Gresik, Jawa Timur, Rabu (4/11/2015). Amien mengatakan, kalau salah satu penyebab utama realisasi lifting minyak hanya memenuhi 96,12 persen dari target APBNP 2015 adalah peristiwa kabut asap yang melanda pulau Sumatera dan Kali- mantan. Meskipun tidak memengaruhi produksi minyak secara langsung, namun hal itu memengaruhi aspek teknis lainnya. “Jadi gangguannya lebih ke arah Sumber Daya Manusia (SDM). Kan ada peralatan, ada pipa, lalu ada tempat penampungan. Peralatan-peralatan ini kan harus diope- rasikan oleh manusia. Namun karena asap, manusia yang mengoperasikan tak bisa ke- sana, makanya alat-alat tersebut tidak bisa dijalankan,” tambahnya. Akibat kejadian itu, SKK Migas sempat menghitung adanya potensi kerugian (po- tential loss) lifting minyak sebesar 13 ribu bph. “Tapi sekarang sih sudah normal lagi,” terangnya. Kendati demikian, Amien berujar kalau angka itu meningkat dari realisasi lifting minyak per 2 November kemarin. Hing- ga periode tersebut, lifting minyak telah mencapai 784 ribu bph. Amien mengata- kan, peningkatan itu terjadi karena lifting minyak oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) akan maksimal pada akhir bulan ini. HULU Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) kembali memangkas proyeksi realisasi lifting minyak Indonesia sampai akhir 2015. Angka lifting paling realistis hanya sebesar 793 ribu barel per hari (bph). TergangguAsap,Lifting MinyakBakalMeleset Kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan mengganggu sektor energi.

Pages Overview