Please activate JavaScript!
Please install Adobe Flash Player, click here for download

GE 48 web

global energI EDisi 48 I NOVEMBER 2015 85 dulu banyak yang ruwet. Yang kedua, manajemen yang ada di PLN ini juga sudah diperbaiki, disederhanakan. Ke- mudian perijinan juga sudah dilakukan. Pembebasan lahan jika ada masalah, saya sampaikan tolong lapor ke guber- nur selesaikan,” kata Presiden Jokowi. Namun lima bulan setelah dires- mikan, proyek itu menjadi polemik. Besarnya anggaran yang dibutuhkan membuat pemerintah melalui PT Per- usahaan Listrik Negara (PLN) hanya mampu membangun 25 persen dari target yang dicanangkan. Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan, pro- yek tersebut membutuhkan dana seki- tar Rp 1.100 triliun untuk jangka waktu lima tahun ke depan. Namun hampir 80 persen dana tersebut akan dibiayai swasta, sedangkan sisanya akan didanai PT PLN (Persero).”Seluruh 35 ribu MW plus 7.000 MW ini akan memerlukan investasi Rp 1.100 triliun dalam lima ta- hun ke depan dan sebagian besar akan dtanggung investor swasta. Dari segi pembangkit sudah jelas 30 ribu MW akan dibangun swasta, 5.000 MW akan dibangun PLN,” katanya. Sudirman menyebutkan, langkah percepatan akan disiapkan dalam pro- yek ini antara lain penyediaan lahan, negosiasi harga, pengurusan izin, kiner- ja developer dan kontraktor, serta koor- dinasi lintas sektoral. Selain itu, untuk mengurangi beban subsidi pemerintah untuk PLN, kerja sama antara lembaga bilateral maupun internasional akan di- jalin mengingat kondisi keuangan PLN sedang tidak sehat. Saat ini sudah ada beberapa pihak yang telah mengajukan kerjasama.”Jadi nanti PLN akan punya kapasitas juga. Satu beban subsidi yg tidak normal itu mesti dihilangkan,” terangnya. Mustofa Kamal Zulkarnain, Chief Operating Officer O&M PT Sumberdaya Sewatama, di sela acara pameran kel- istrikan Indonesia di Surabaya, Selasa (21/10), menyambut baik kebijakan Men- teri ESDM Sudirman Said yang menye- rahkan sebagaian pembangunan proyek tersebut ke perusahaan listrik swasta. Akan tetapi, kata Mustofa, perusahaan lokal harus dilibatkan untuk berpatisi- pasi agar tidak menjadi penonton di ne- garanya sendiri. “Tanpa dukungan dari pemerintah, perusahaan-perusahaan lokal jelas hanya jadi penonton, apalagi saat pasar bebas sudah dibuka nanti,” kata Mustofa kepada Global Energi. Agar bisa mendapat bagian dalam proyek ini, Mustofa mengakui, pihaknya sudah mengajukan sejumlah tawaran dalam tender yang dibuka oleh peme- rintah terkait program ini. “Dengan kemampuan yang dimiliki perusahaan ini, kami sangat yakin bisa. Apalagi, jika mendapat dukungan dari pemerintah,” sambungnya. Dijelaskan, lini bisnis O&M Sewatama hingga tahun 2015 ini sudah mengope- rasikan sebesar 1.300 MW yang tersebar di berbagai pelosok penjuru Indonesia. Di daerah Sumatera O&M Sewatama menangani PLTGU combined-cycle berkapasitas 110 MW Gunung Megang, di Sumatera Selatan; pembangkit listrik berbasis coal fired PLTU berkapasitas 15 MW Nagan Raya di Aceh; lalu PLTG berkapasitas 2x30 MW, Borang, di Su- matera Selatan; dan PLTU kapsitas 2X7 MW Seputih, Lampung. “Jika dalam pro- yek 35.000 MW tersebut kami bisa men- dapat kepercayaan, target kami mampu untuk 1.750 MW pada tahun 2020. Dan kami juga mampu untuk menangani daerah Kabupaten yang lokasinya jauh dari kota, seperti yang sudah kami laku- kan di beberapa daerah di perbatasan Papua,” tandasnya. Hal sama dilontarkan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) yang meminta pemerintah membuka seluas-luasnya peluang keterlibatan pengusaha muda nasional dalam pro- yek pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW.”Di luar dari pada target itu, yang kami soroti adalah bagimana program ini bisa diberikan banyak ru- Satya Widya Yudha Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Sofyan Basir DIRUT PLN global energI EDisi 48 I NOVEMBER 201585

Pages Overview