Please activate JavaScript!
Please install Adobe Flash Player, click here for download

GE 48 web

global energI EDisi 47 I OKTOBER 2015 75 S aat ini sudah ada 54 proyek kontraktor kontrak kerjasama (KKKS) CBM. Namun hanya se- dikit yang masih dikembangkan oleh KKKS. Sisanya ‘mati suri’. Belum lagi ada investor yang mengancam akan keluar dari Indonesia. Akhir tahun lalu sebenarnya peme- rintah telah menjanjikan insentif dan mengubah kontrak agar lebih menarik bagi investor. Namun, hal ini belum juga terealisasi hingga sekarang. Padahal pengembangan migas non konvensional sangat potensial. Pengembangan shale gas di Amerika Serikat mampu membuat harga minyak turun, karena pasokan dunia melimpah. Terlebih untuk Indonesia yang telah mengalami defisit migas. Data Kemen- terian ESDM menyebut potensi migas nonkonvensional sebenarnya lebih be- sar dari yang konvensional. Potensi shale gas Indonesia diperkirakan mencapai 574 triliun kaki kubik (TCF), lebih besar jika dibandingkan CBM yang mencapai 453,3 TCF dan gas konvensional yang hanya sebesar 153 TCF. Shale gas adalah gas yang diperoleh dari serpihan batuan shale atau tempat terbentuknya gas bumi. Proses yang di- perlukan untuk mengubah batuan shale menjadi gas membutuhkan waktu seki- tar lima tahun. Sementara CBM merupakan gas alam dengan dominan gas metana disertai sedikit hidrokarbon dan non hidrokar- bon dalam batubara, hasil dari beberapa proses kimia dan fisika. Puncak produksi CBM bervariasi antara 2 sampai 7 tahun. Sedangkan periode penurunan produksi (decline) lebih lambat dari gas alam kon- vensional. Berangkat dari hal itu pemerintah terus melakukan berbagai regulasi ter- masuk terkait skema kontrak yang bisa menarik minat investor. Terakhir mun- cul tawaran dua skema kontrak baru da- lam pengembangan sumber energi non- konvensional di Indonesia yang tidak hanya sebatas pada kontrak bagi hasil atau production sharing contract (PSC). ENERGI TERBARUKAN SkemaKontrakBaru HarapanBaru Pengembangan migas non konvensional seperti gas metana batu bara atau coal bed methane (CBM) dan shale gas selama ini masih saja berjalan amat lambat. Bahkan, belum ada satu pun investor tertarik menggarap proyek shale gas. global energI EDisi 47 I OKTOBER 201575

Pages Overview