Please activate JavaScript!
Please install Adobe Flash Player, click here for download

GE 48 web

global energI EDisi 48 I NOVEMBER 2015 31 berfokus untuk mengembangkan tiga su- mur, yaitu dua sumur di North Madura dan satu di Bukit Tua,” katanya. Khusus untuk Bukit Tua, Petronas be- rencana bisa memiliki lima sumur dari dua sumur yang sudah berproduksi saat ini sebanyak 10 ribu-12 ribu barel minyak per hari (bph). Pengembangan sumur ketiga di Lapangan Bukit Tua sendiri di- jadwalkan rampung pada akhir Novem- ber dengan produksi awal 4.000 hingga 6.000 bph. Sedangkan produksi puncak Lapangan Bukit Tua secara total diha- rapkan nantinya bisa menyentuh 20 ribu bph. “Kami akan mulai mengeksplorasi ketiga sumur itu pada kuartal III tahun depan, dimana pengeboran akan dilaku- kan dengan satu rig saja,” ujarnya. Hazli menyebut Petronas telah meng- habiskan investasi sebesar 658 juta dollar AS untuk mengembangkan dua sumur existing dan fasilitas produksi di Lapa- ngan Bukit Tua. Ia melanjutkan, realisasi belanja modal tersebut kini sudah menca- pai 90 persen, sehingga pada akhir tahun uang tersebut diharapkan bisa terserap semuanya. “Antara target dan realisasi be- lanja modal sudah hampir sama. Apalagi sebelumnya kami telah berhemat biaya investasi 16,5 juta dollar AS akibat meng- gunakan teknologi Cyclone Solid Removal (CSR) sehingga minyak bisa dihasilkan de- ngan cepat,” jelas Hazli. Lapangan Bukit Tua sendiri diope- rasikan oleh PC Ketapang Ltd dan PC Ketapang II Ltd sebesar 80 persen yang merupakan anak usaha Petronas. Se- dangkan 20 persen sisanya dimiliki oleh PT Saka Ketapang Perdana, yang meru- pakan anak usaha dari PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN). Lapangan Bukit Tua terletak di laut utara Jawa Timur, sekitar 35 kilometer sebelah utara Pulau Madura dengan kemampuan produksi puncak hingga 20.000 barel minyak per hari (bopd) dan 50 juta standar kaki kubik gas per hari (mmscfd). Sedangkan, Lapangan Gas Kepodang, sekitar 180 kilometer timur laut dari Semarang di lepas pantai Jawa Timur, diharapkan mampu mengirim 116 juta standar kaki kubik gas per hari. “Kami berharap produksi kedua lapa- ngan ini mampu memenuhi permintaan energi di Indonesia, khususnya untuk keperluan domestik Jawa Timur dan Jawa Tengah,” kata Hazli. Dari produksi dua lapangan migas ini, Pemerintah Indonesia meraup rev- enue atau pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar 45 juta dollar AS per tahun, atau setara Rp 607,5 miliar dengan kurs Rp 13.500 per dollar AS. Dirjen Migas Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja mengatakan, pendapatan itu baru bisa dinikmati ta- hun 2016 mendatang. Sebab, produksi gas pertama lapangan Kepodang baru 22 Agustus 2015. Dan Petronas juga baru mengoperasikan dua sumur per 17 Mei 2015 lalu, dari tiga sumur yang diren- canakan operasi tahun ini. “Tentu jika full production, bisa lebih dari itu (PNBP yang diterima, red),” ujar Wiratmaja, usai. “Tidak hanya menghasilkan rev- enue, tapi juga human capital. Ini yang lebih penting,” tambahnya. Hazli menambahkan, untuk produksi minyak dari lapangan Bukit Tua akan disalurkan ke FPSO (Floating Production Storage and Offloading) di lepas pantai Madura. “Kita sudah ada lifting produksi sekitar 1 juta barel, sudah enam kali lift- ing. Dari FPSO itu, minyak akan diambil oleh tanker sebanyak seratus ribu sam- pai dua ratus ribu barel sekali lifting,” sambungnya sambil menambahkan bah- wa saat ini semua minyaknya sudah di- beli oleh Pertamina. Dan untuk produksi gas dari Lapa- ngan Bukit Tua saat ini masih sedikit, sekitar 10 mmscfd. “Insya Allah gasnya akan sampai ke ORF (Onshore Receiving Facilities) di Gresik bulan Januari (2016). Mula-mula akan small scale dulu, karena saat ini gasnya belum cukup banyak un- tuk disalurkan,” ungkapnya. Saat ini, gas dari lapangan Bukit Tua banyak digunakan untuk bahan bakar di fasilitas operasi Petronas di Bukit Tua sendiri. Tapi nantinya, gas dari Bukit Tua ini juga akan disalurkan ke PT Pem- bangkit Jawa Bali (PJB) di Gresik. Saat ini PT PJB belum bisa menikmati gas dari Bukit Tua, karena pemasangan pipa yang menjadi tanggungjawab PT Petrogas Jatim Utama (PJU) belum ter- pasang. “Jadwal awal memang 14 Sep- tember 2015 harus sudah on, kemudian dijadwal ulang Oktober. Tapi sampai se- karang belum nyambung,” ujar Rachma- noe Indiarto, General Manager (GM) PT PJB Unit Pembangkit (UP) Gresik. Dari informasi yang dihimpun, titik pemasangan pipa di dekat tol terjadi kendala. Di izin awal yang masuk ke Pe- merintah Kabupaten Gresik, jalur pipa crossing langsung meskipun di bawah flyover. Tapi aturannya tidak boleh, ha- rus keluar dulu dari jalur tol membentuk huruf U untuk menghindari flyover. Nah, pemasangan pipa yang keluar ini yang mendapat kendala, seperti di Perumahan Kembangan Regency, Dusun Srembi, Desa Kembangan Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik. Warga me- nolak dan menuntut ganti rugi. “Kalau kita siap kapan saja membeli gasnya,” ujar Rachmanoe. “Besaran pembelian- nya sekitar 20 MMSCFD per hari,” im- buhnya. Asepta Yoga Permana Dirjen Migas ESDM IG Nyoman Wiratmaja Puja (ketiga kanan), Kepala SKK Migas Amin Sunaryadi (kedua kanan), Vice President of Production International Petronas Chen Kah Seong (kanan) dan General Manager Petronas Indonesia, Hazli Sham Kassim (kedua kiri) serta pejabat Petronas lainnya bersiap menekan tombol Peresmian Produksi Pertama Minyak dan Gas Lapangan Bukit Tua dan Kepodang di Fasilitas Penerimaan Darat Petronas, Gresik, Jawa Timur, Rabu (4/11). FOTO:ASEPTAYOGAPERMANA global energI EDisi 48 I NOVEMBER 201531

Pages Overview