Please activate JavaScript!
Please install Adobe Flash Player, click here for download

GE 48 web

global energI EDisi 48 I NOVEMBER 2015 37 Di periode sama, India mencatatkan penurunan impor 14%. Ekonomi Tiong- kok yang sedang melambat berpengaruh pada penggunaan batubara untuk indus- tri. Di sisi lain, China, Jepang dan negara maju lain sedang menggalakkan kampa- nye penggunaan energi bersih, seperti tenaga surya dan nuklir. “Tidak heran harga terus terkikis. Pasokan terus me- ngalir, padahal permintaan mengecil,” ujar Guntur. Lesunya permintaan tercermin dari ekspor batubara Indonesia periode Janu- ari-Agustus 2015 yang turun 18% menjadi 201,1 juta ton. Deddy menduga, prospek harga batubara masih lesu hingga akhir tahun ini. Meski demikian, sejumlah faktor bisa menahan penurunan har- ga sehingga tidak tajam. Salah satunya, peralihan penggunaan batubara menjadi energi bersih memerlukan biaya besar. Dus, realisasinya butuh waktu. Apalagi jika harga minyak mentah dunia terjaga. Maka, batubara sebagai produk turunan- nya bisa tertopang. “Dollar yang mungkin melemah juga bagus bagi harga komoditas,” jelas Ded- dy. Ia menduga, akhir tahun ini, harga batubara di 45 dollar AS-55 dollar AS per metrik ton. Laba Merosot Akibat jebolnya komoditas ‘emas hi- tam’ ini membuat kinerja sejumlah per- usahaan batubara melemah. Sebut saja, PT Adaro Energy Tbk mencatatkan pe- lemahan kinerja dalam sembilan bulan pertama 2015 karena jebloknya harga komoditas ‘emas hitam’ akibat dari per- lambatan ekonomi. Laba bersih setelah pajak turun 19 persen menjadi 181 juta pada sembilan bulan pertama 2015 dari 224 juta dollar AS di periode yang sama 2014 . Sementara itu, laba inti turun 21 persen menjadi 228 juta dollar AS. “Saat ini profitabilitas Adaro sedang mengalami tekanan yang cukup kuat akibat harga batubara yang terus menu- run,” ujar Presiden Direktur Adaro En- ergy, Garibaldi Thohir dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (1/11/2015). Namun, ia menilai dalam kondisi yang penuh tantangan ini, bisnis model Adaro yang teringrasi secara vertikal telah ter- uji dan pencapaian yang perseroan raih menunjukkan ketangguhan dari model bisnis Adaro. “Kami optimistis dapat mencapai tar- get EBITDA tahun 2015 sebesar 550 juta dollar AS hingga 800 juta dollar AS. Kini kami terus menjalankan bisnis dan me- nerapkan strategi untuk memperkuat ke- berlanjutan bisnis inti Adaro,” katanya. Garibaldi menjelaskan, strategi me- ngembangkan tiga motor penggerak pertumbuhan perusahaan terus dilaku- kan, yaitu pertambangan batubara, jasa pertambangan dan logistik dan ketena- galistrikan. “Kami juga terus menjalankan keung- gulan operasional kami, meningkatkan efisiensi biaya di sepanjang rantai pasok- an batubara, memperkuat unit logistik, bergerak lebih jauh ke hilir memasuki bisnis ketenagalistrikan dan tetap mem- bayar deviden tunai tahunan,” jelasnya. Ia menjelaskan, harga jual rata-ra- ta Adaro terus mengalami penurunan seiring dengan berlanjutnya kelebihan pasokan batubara di pasar. Pelemahan harga batubara yang berkelanjutan ini sejalan dengan pelemahan ekonomi glo- bal khususnya perlambatan pertumbuh- an di China yang menekan pasar komo- ditas. “Harga jual rata-rata Adaro turun se- besar 14 persen y-o-y (tahun ke tahun) pada periode sembilan bulan pertama 2015. Pendapatan usaha Adaro turun 16 persen menjadi 2,11 miliar dollar AS seiring dengan penurunan volume pen- jualan sebesar 3 persen menjadi 41,2 juta ton. Volume produksi menurun sebesar 5 persen menjadi 39,8 juta ton disebab- kan turunnya pertumbuhan perminta- an,” jelasnya. Atas dasar hal itu, ia menyatakan Adaro kembali menurunkan panduan produksi tahun 2015 menjadi 52–54 juta ton dari 54–56 juta ton untuk mengantisipasi ber- lanjutnya kondisi pasar yang sulit sampai dengan akhir tahun. “Pertumbuhan per- mintaan akan tetap lemah dan harga akan Saat ini profitabilitas Adaro sedang mengalami tekanan yang cukup kuat akibat harga batubara yang terus menurun. Garibaldi Thohir Presiden Direktur Adaro Energy global energI EDisi 48 I NOVEMBER 201537

Pages Overview