Please activate JavaScript!
Please install Adobe Flash Player, click here for download

GE 48 web

global energI EDisi 47 I OKTOBER 2015 67 K hususnya terkait pembangunan infrastruktur gas karena lo- kasi supply berjauhan dengan demand sehingga memiliki kesempatan bersinergi membangun in- frastruktur itu, sehingga gas yang kita miliki ini sebagian besar bisa dipakai ke- butuhan dalam negeri. Seperti sekarang ini, infrastruktur di Indonesia belum terhubung satu sama lain sehingga gas yang ada diekspor. “Kami terus-mene- rus membangun infrastruktur tersebut dan targetnya hingga 15 ke depan serta membutuhkan investasi sebesar 22 mi- liar dollar AS sehingga gas yang ada di Indonesia digunakan atau dimanfaat- kan dengan baik, tidak hanya di barat, tapi juga di timur,” kata Dirjen Migas, IGN Wiratmaja Puja di acara Sarasehan Stakeholder Gas Bumi Nasional 2015, di Hotel Discovery Kartika Plaza, Bali, Se- nin (2/11/2015). Infrastruktur yang dibangun itu seperti pipa untuk transmisi, penam- pungan, dan jaringan gas untuk me- nyentuh masyarakat langsung. Hal itu yang menjadi tantangan ke depan. Lan- taran itu, ke depannya pemerintah akan mengubah paradigma baru untuk sektor migas. Di mana migas tidak lagi hanya se- bagai komoditas, melainkan penggerak ekonomi masyarakat seperti mencip- takan lapangan kerja baru. Pemerintah membutuhkan investasi sebesar 22 miliar dollar AS untuk mem- bangun infrastruktur gas bumi sampai 2019 mendatang. Minimnya infrastruk- tur gas bumi di luar Jawa, Sumatera, dan sebagian Kalimantan membuat peman- faatan gas sebagai sumber energi belum Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas), Kementerian ESDM mengumpulkan seluruh pemangku kepentingan gas bumi di Kuta Bali, 2 November lalu. Salah satu tujuannya membahas kerumitan tata kelola gas bumi baik di hulu hingga hilir. GASTERSUMBAT MINIMNYAInfrastuktur global energI EDisi 47 I OKTOBER 201567

Pages Overview