Please activate JavaScript!
Please install Adobe Flash Player, click here for download

GE 48 web

global energI EDisi 48 I NOVEMBER 2015 65 tambahan produksi sebesar 1 juta KL dari pabrik Sinarmas di Kalimantan yang rencananya akan beroperasi Januari 2016 mendatang. Saat ini sebanyak 20 produsen bio- diesel telah mengajukan Surat Kete- rangan Terdaftar (SKT) untuk dapat memasok produknya ke PT Pertamina (Persero). Sebanyak delapan dari 20 per- usahaan yang mengajukan SKT sudah lolos verifikasi dan diperkirakan mampu memasok hingga 5,3 juta kiloliter bio- diesel. Rida mengatakan, dari delapan per- usahaan besar ini saja, diperkirakan kebutuhan 5,14 juta KL biodiesel tahun depan sudah tercukupi. “Delapan per- usahaan lolos saja sudah 5,3 juta KL,” kata Rida. Meski sudah mencukupi, ia menegas- kan, 12 perusahaan pengaju SKT juga akan mendapatkan alokasi untuk me- masok biodiesel ke Pertamina. Sebab, pemerintah sudah membuka lebar dan transparan bagi perusahaan manapun yang ingin memasok biodiesel ke Perta- mina. Hanya saja, pemerintah melihat ketersediaan perusahaan bersangkut- an untuk memasok biodiesel ke dalam negeri. Dengan kata lain, bila biodiesel yang dihasilkan ternyata sudah habis untuk kontrak pasar luar, tentu perusahaan bersangkutan tidak dapat memasok Pertamina. “Kapasitas terpasang dari 28 perusahaan biodiesel saat ini ada seba- nyak 7,1 juta KL. Seba- nyak 20 di antaranya mengajukan STK,” kata Rida. Hingga ak- hir Desem- ber 2015, diperkira- kan ke- butuh- a n dana un- tuk subsidi biodiesel se- besar Rp 2,5 triliun. Sementara untuk tahun depan, sub- sidi biodiesel ditaksir mencapai Rp 7,5 triliun. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan dana CPO Fund sudah terkumpul sebanyak Rp 2 triliun sejak diberlakukan pada Juli lalu. Angka ini diklaim sebagai capaian yang memuaskan di tengah harga minyak ke- lapa sawit (CPO) yang melemah. Atas dasar itulah, Rida mengatakan, Badan Layanan Umum (BLU) pengelola sawit kemarin telah menyetujui untuk memberikan subsidi sawit kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Pasal- nya, masih ada beberapa pembang- kit PLN yang menggunakan tenaga diesel. Subsidi ini sudah di- berikan sejak 1 Okto- ber lalu di mana pa- s o k a n c a m - p u r a n solar dan CPO akan disediakan oleh PT Pertamina. R e n c a n a - nya, jenis bahan ba- kar yang akan digu- nakan oleh PLN adalah B-25, yaitu campuran an- tara bahan bakar solar sebesar 75 persen dengan CPO sebesar 25 persen. Rida menjelaskan, nantinya PLN bisa membeli B-25 tersebut seharga dengan harga solar, kendati saat ini harga CPO lebih besar dibandingkan harga solar. Karena nantinya selisih harga jual cam- puran B-25 milik Pertamina dengan har- ga solar murni akan dibayar mengguna- kan uang subsidi CPO Fund. “Tapi memang mekanisme ini sangat riskan sekali karena jika harga CPO naik, maka subsidi yang diberikan BLU Sawit juga makin besar. Agak dilema juga di satu sisi kita ingin menaikkan penyerap- an CPO, tapi di saat yang sama mereka harus bayar gap antara harga solar dan harga CPO,” ujarnya. Tetapi Rida bersyukur karena PLN su- dah mengurangi jumlah PLTD yang ada di Indonesia, sehingga beban subsidi tak akan meningkat signifikan jika har- ga CPO bertambah. Sebelumnya, PLN sendiri mengatakan bahwa perusahaan telah melakukan konversi PLTD ke Pem- bangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sebe- sar 1.300 megawatt. Bahkan perusahaan bisa melakukan konversi lagi sebesar 200 megawatt, sehingga total PLTD yang akan dikon- versikan menjadi pembangkit listrik tenaga lain sebesar 1.500 megawatt hingga akhir tahun. “Di satu sisi kami cemas takut subsidi meningkat, na- mun karena PLN mengurangi porsi PLTD maka kami tak begitu cemas,” ujar Rida. Untuk memuluskan langkah tersebut, Rida mendapatkan laporan kalau Perta- mina akan mengalokasikan B-25 sebesar 266.873 kilo liter sampai bulan Desem- ber mendatang yang dipasok sejak bu- lan ini. Dengan demikian, maka peng- gunaan CPO untuk PLN ini menambah daftar penggunaan CPO subsidi setelah diberlakukannya B-15 bagi subsidi trans- portasi. Rida juga menjelaskan, akan ada alo- kasi 504.000 kilo liter CPO bagi subsidi PLN dan juga transportasi hingga akhir tahun ini, atau sebesar 72,95 persen dari penggunaan CPO domestik sebesar 690.873 kilo liter per tahun. Untuk ta- hun depan, rencananya BLU Sawit akan mengalokasikan 1,26 juta kilo liter untuk Konsumsi Biodiesel tahun 2016 PT PLN 1,26 juta KL PSO transportasi 2,76 juta KL Industri 1,6 juta KL Konsumsi Biodiesel Oktober-Desember 2015 PLN 266.873 KL PSO transportasi 504.000 KL Industri 195.873 KL Sumber : Kementerian ESDM global energI EDisi 48 I NOVEMBER 201565

Pages Overview