Please activate JavaScript!
Please install Adobe Flash Player, click here for download

GE 48 web

58 global energI EDisi 48 I NOVEMBER 2015 P otensi besar mineral LTJ itu ter- simpan dalam jumlah cukup banyak di wilayah Provinsi Kali- mantan Barat dan Bangka Beli- tung. Pejabat Biro Hukum, Humas, dan Ker- ja Sama Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Purnomo mencontohkan, di Pu- lau Bangka Belitung. Di wilayah ini, LTJ terkandung dalam mineral monasit yang tersimpan dalam jumlah cukup besar se- bagai limbah industri tambang timah di Pulau Bangka Belitung atau mineral ikut- an. Mineral ikutan industri timah yang mengandung LTJ itu hingga kini dibiar- kan terbuang begitu saja oleh perusaha- an PT Timah karena tidak memiliki ke- mampuan mengelola. Tumpukan LTJ yang terkandung dalam mineral monasit itu lalu ramai- ramai diambil masyarakat dan dijual dengan harga sangat murah, berkisar Rp 2.000-Rp 10.000 per kg. Padahal me- nurut Peneliti dari Pusat Pengembangan Geologi Nuklir Batan, Erni Rifandriyah Arief, monasit yang mengandung LTJ itu seharusnya dihargai mahal bisa menca- pai Rp 7 juta per kg. Bahkan menurut perusahaan pe- masok LTJ asal Australia, Arafura Re- sources, harga europium oksida (salah satu oksida LTJ) bisa mencapai 3.410 dollar AS (sekitar Rp 40 juta) per kg. Karena mahalnya harga mineral LTJ, ada risiko stok mineral LTJ itu diselun- dupkan ke luar oleh orang-orang yang mengerti nilai sesungguhnya mineral ini. Melihat kondisi tersebut Pusat Sains ENERGI TERBARUKAN Salah satu potensi tambang yang masih dikesampingkan hingga kini adalah mineral Logam Tanah Jarang (LTJ). Padahal Indonesia memiliki potensi mencapai 1,5 miliar ton. Namun, belum dimanfaatkan optimal sebagai barang strategis untuk mendukung kegiatan industri dalam negeri maupun menjadi komoditas ekspor. LTJ,HartaKarun yangTerabaikan

Pages Overview