Please activate JavaScript!
Please install Adobe Flash Player, click here for download

GE 48 web

global energI EDisi 48 I NOVEMBER 2015 39 10 persen atau menjadi 15,25 juta ton dibandingkan sembilan bulan pertama 2014 sebanyak 13,87 juta ton. Selain memprioritaskan batubara berkalori tinggi ke pasar ekspor demi mengendalikan profitabilitas, Joko menya- takan perseroan juga mampu melakukan efisiensi pada triwulan III, di antaranya melalui optimalisasi penambangan de- ngan penambangan batubara kalori tinggi. “Serta menekan Nisbah Kupas (Stripping Ratio/SR) pada triwulan III 2015 menjadi 4,13 dibanding SR triwulan II sebesar 4,49 dan lebih jauh lagi di bawah SR Triwulan I sebesar 5,59,” jelas Joko. Hingga September 2015 biaya tunai PTBA, termasuk royalti turun sebesar 11 persen, dari Rp630.544 per ton menjadi Rp563.012 per ton. Untuk triwulan III 2015, biaya tunai tercatat turun sekitar 13 persen menjadi Rp658.059 per ton dari Rp 759.148 per ton di triwulan III 2014. Genjot Usaha PLTU Saat ini, lanjut Joko, PTBA juga fokus mengembangkan usaha di sektor ener- gi sejalan dengan diversifikasi lini bis- nis. Ekspansi ini dalam rangka menjaga agar kinerja perseroan tetap tumbuh di tengah gejolak harga batubara. Joko mengungkapkan, setidaknya su- dah tiga Pembangkit Listrik Tenaga Uap PLTU) yang sudah dibangun oleh PTBA, yakni PLTU Tanjung Enim berkapasi- tas 3x10 MW, PLTU Pelabuhan Tarahan 2x8 MW, dan PLTU Banjarsari 2x110 MW. “Seiring dengan itu Bukit Asam su- dah melakukan penyiapan lahan untuk pembangunan konstruksi PLTU Banko Tengah 2x620 MW (Sumsel 8), dan di- jadwalkan selesai tahun 2019. Dengan demikian, pada saat itu perseroan sudah mengoperasikan PLTU sebesar 1.500 MW,” jelas Joko. Ariyanto Kurniawan, analis Mandiri Sekuritas mengatakan, dengan masih tumbuhnya laba bersih PTBA sebe- sar 57 persen secara kuartalan dan 67 persen secara tahunan, mengindikasi- kan bahwa BUMN tambang ini lebih ta- han banting di tengah pelemahan harga batubara. “Kami berencana menaikkan prediksi kami berdasarkan kinerja kuar- tal III 2015 itu,” jelasnya. Harga Acuan Sementara itu Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ma- sih menyusun formula harga batubara acuan (HBA). Revisi HBA ini bertujuan untuk mendongkrak harga batubara je- nis kalori rendah. Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Batubara Kementeri- an ESDM, Adhi Wibowo mengatakan, pihaknya masih melakukan kajian me- ngenai formula yang tepat bagi HBA. “Kami ingin formula ini mencermin- kan harga batubara Indonesia. Jadi jangan sampai overprice (terlalu mahal) atau ter- lalu rendah. Kami hati-hati supaya enggak keliru menetapkannya,” kata dia di Kantor Dirjen Minerba, Kamis (29/10). Adhi menuturkan, Indonesia meru- pakan penghasil terbesar batubara kal- ori rendah. Namun harga batubaranya malah mengacu ke index pasar interna- sional. Formula HBA saat ini mengacu pada empat indeks batubara yakni Indonesia Coal Index (ICI), Index Platts59, New Castle Export Index (NEX), dan New Cas- tle Global Coal Index (GC). Masing-ma- sing index itu memiliki porsi sama yakni 25%. “Kami lihat trennya indeks itu ke belakang (tahun sebelumnya). Lalu di- lihat pengaruhnya kalau masuk ke for- mula baru, apakah dia memberi penga- ruh harga naik atau turun,” ujarnya. Seperti diketahui Kementerian ESDM setiap bulan menetapkan HBA. Untuk periode Oktober 2015 HBA ditetapkan sebesar 57,39 dollar AS per ton. Harga acuan ini lebih rendah 1,4% daripada periode sebelumnya di September sebe- sar 58,21 dollar AS per ton. Harga batu- bara terus mengalami pelemahan sejak awal 2015 yang berada dilevel 64,02 dollar AS per ton. Penurunan harga ini paling rendah sejak 2009.Agung Kusdy- anto, ktn, kdt Garibaldi Thohir Presiden Direktur Adaro Energy global energI EDisi 48 I NOVEMBER 201539

Pages Overview