Please activate JavaScript!
Please install Adobe Flash Player, click here for download

GE 48 web

global energI EDisi 48 I NOVEMBER 2015 25 mengambil studi geologi di University of Texas. Waktu senggangnya ia gunak- an untuk bermain sepak bola. Minyak adalah ladang penambangan yang per- tama kali ditekuninya. Bersama dua mitra, ia kemudian mendirikan sebu- ah usaha  eksplorasi minyak bernama McMoRan Exploration. Peruntungan dagang tiga  sekawan itu lumayan baik. Tahun 1978 perusahaan mereka su- dah terdaftar di Bursa Efek New York.  Empat tahun kemudian, Moffett meng- atur merger antara perusahaannya dan  Freeport Mineral--sebuah perusa- haan pertambangan yang berpusat di New  York, yang jaringannya menca- pai Indonesia, Australia, hingga Mek- siko. Inilah langkah awal menuju sukses. Uang mulai mengalir masuk. Ia  pindah dari Texas ke New Orleans, Louisiana, pada awal 1980-an. Sekitar  2,2 juta dollar AS ia habiskan untuk membeli ru- mah peristirahatan paling molek di kota itu: arsitekturnya gaya 1920-an, berlantai empat, dengan lapangan tenis dan sauna pria maupun wanita--masing-masing di- lengkapi 20 tempat duduk. Ia juga mem- beli sebuah apartemen di Fifth Avenue, New  York, sebuah rumah peristirahatan di Pantai Florida, dan sebuah  kondo- minium di Steamboat Springs, Colorado.  Di luar kesibukan bisnis, penggemar Elvis Presley ini gemar melantunkan lagu-lagu Elvis lengkap dengan busana ala raja rockn roll itu. Suatu ketika, pada 1985, publik New Orleans terpukau men- dengar  Moffett mendendangkan You Aint Nothing But a Hound Dog--sebuah nomor Elvis yang populer--selepas sebu- ah pertandingan sepak bola. “Kesibuk- an pekerjaan bukan berarti saya tak bo- leh menjadi diri sendiri sekali  waktu,” ujarnya, seperti dikutip Diane Francis.  Moffett diam-diam ternyata menyim- pan pula sisi-sisi filantropik dalam  di- rinya. Ia menyumbang almamternya, University of Texas, sebuah gedung pe- nelitian biologi sebanyak 3,6 juta dollar AS, pada 1994. Jasabaik       itudibalas kontan dengan ukiran nama Moffett dan istrinya pada kaca gedung tersebut. Na- mun, civitas akademika universitas itu memprotes. Dan nama itu pun akhirnya dicabut. Universitas tadi menolak dikait- kan dengan reputasi Moffett yang tidak sepenuhnya mengkilap.  Tak hanya menyangkut kontroversi penambangan Freeport di Indone- sia  tapi juga praktek penambangan- nya di Amerika sendiri. Nama Mof- fett   mencuat tatkala ia berusaha membuang 12 juta ton gipsum berkadar radioaktif rendah ke Sungai Mississippi, pada 1987, yang mengakibatkan air mi- num penduduk New Orleans tercemar. Tuduhan ini membuatnya sempat  di- panggil ke Pengadilan Negeri Lousiana.  Nama bos bisnis tambang ini kembali ramai ketika Overseas Private  Invest- ment Corp.--sebuah perusahaan asuransi besar Amerika--membatalkan polis asu- ransi politik Freeport sebesar 100  juta dollar AS karena alasan pencemaran lingkungan.  Menanggapi hal ini Moffett ternyata bisa juga naik darah. Dalam sebuah wawancara dengan jaringan tele- visi WWL New Orleans, Moffett memban- tah klaim pencemaran lingkungan hidup yang dituduhkan pihak asuransi itu. Ia bahkan mengundang Bill Elde, pemandu wawancaranya, untuk  datang ke Irian untuk membuktikannya. Elder memang datang, tapi menurut beberapa laporan, gagal masuk ke lokasi pertambangan, karena “Freeport mem- persulit saya”. April 1998, Tom Beanal, penasehat hukum Suku Amungme menuntut Freeport  US$ 6 miliar terha- dap perusakan lingkungan dan pembas- mian etnis. Dengan gagah, Moffett “me- nantang balik” Tom. Ia mengumumkan secara terbuka melalui London Times bahwa ia sedang menghadapi “perang di- ngin” dengan para pengkritiknya. Secara konsisten, Moffett memang menyangkal berbagai tuduhan pencemaran lingku- ngan. Dan ia bukan tanpa alasan. Karena, menurut Moffett, operasi pertambangan yang dijalankan perusahaannya di ujung timur Indonesia itu, justru ibarat meng- hujamkan tombak pembangunan ke jan- tung Irian Jaya. Sebagai orang bisnis, ia dikenal bukan saja bertangan dingin, tapi  juga berda- rah dingin. The New York Times, dalam salah satu edisinya  pada 1997, menulis bahwa tidak mudah memahami Tuan Moffett beserta segala bisnisnya. Di lain hari ia menjawab para pengkritiknya da- lam The Wall Street Journal, 29 Septem- ber 1998: “Kita ini (Freeport) kan  per- usahaan pertambangan. Dan saya ini Wajah Moffett kala itu berbinar sebab Pemerintah telah meyakinkan PTFI soal persetujuan perpanjangan operasi pasca 2021. Moffet (kiri) bersama Menteri ESDM, Sudirman Said. global energI EDisi 48 I NOVEMBER 201525

Pages Overview