Please activate JavaScript!
Please install Adobe Flash Player, click here for download

GE 48 web

global energI EDisi 48 I NOVEMBER 2015 55 dian mengangkut LNG untuk disalurkan ke konsumen. Salah satu konsumen Per- tagas di Balikpapan, yakni Balcony Mall, salah satu mal besar di kota ini. Pemenuhan LNG untuk Balcony Mall ini sudah dimulai Desember 2014. Saat itu, menurut Eko, Pertagas Niaga melak- sanakan pilot project penyaluran LNG perdana untuk kebutuhan genset dan chiller di mal tersebut. Saat ini, secara berkala Pertagas Nia- ga mengirimkan LNG ke Balcony Mall sebanyak 1 isotank atau setara 400 MMBTU untuk sekali pengiriman. Ada- pun mitra yang digandeng untuk menye- diakan fasilitas regasifikasi LNG di lokasi tersebut adalah PT Prima Energi Raha- rja. “Hingga saat ini kami sudah mengi- rimkan LNG ke Balcony Mall sebanyak 7 Isotank atau setara 2.790 MMBTU,” ujarnya. Diki Herdianto, Operation Manager Balcony Mall mengaku pihaknya sejak awal sangat tertarik menggunakan LNG untuk memenuhi kebutuhan bahan ba- kar listrik dan pendingin ruangan di tempat usahanya. “Selain lebih ramah lingkungan juga membuat biaya main- tenance mesin pendingin lebih hemat,” ujarnya. Apalagi sejauh ini, menurut per- hitungannya, penggunaan LNG juga mampu menekan biaya bahan bakar. “Penghematannya sekitar 10% hingga 20%,” ujarnya. Pertagas Niaga sendiri telah memiliki rencana jangka panjang untuk pengem- bangan bisnis LNG, melalui Plant 26 di Bontang target market LNG Pertagas Nia- ga tidak hanya digunakan untuk meme- nuhi kebutuhan Mall namun juga untuk bahan bakar kendaraan tambang, listrik, industri, dan cool down services. Ke depannya, bisnis ritel Pertagas ini juga akan dikembangkan ke wilayah Ja- karta, Aceh, dan Sumatera Utara.”Kami optimis bisnis ini akan terus berkem- bang. Potensi di Kalimantan saja masih banyak yang bisa digarap” tutup Eko. Sementara Seah Moon Ming, CEO Pavilion Energi, saat menghadiri 7th LNG Asia Pacific Summit mengatakan pihaknya kini sedang dalam pembicara- an dengan sejumlah calon pembeli dari Indonesia dan Filipina. Konsep LNG re- tail alias Small Scale LNG diklaim cocok untuk kawasan Asia Tenggara, terutama yang berkepulauan seperti Indonesia dan Filipina, dimana kebutuhan energi relatif kecil dan tersebar. Dengan model pasar seperti di atas, kebutuhan gas (un- tuk PLTG misalnya) secara ekonomis da- pat dilayani oleh pengapalan LNG skala kecil berkapasitas 10,000 CBM. Sebagai perbandingan, kapal LNG Carrier konvensional (ukuran besar) umumnya berkapasitas angkut 120.000 CBM. Investasi kapal Small Scale LNG Carrier pun lebih murah 10 hingga 25 kali dibanding kapal LNG konvensional. Dampak lainnya adalah kebutuhan infra- struktur seperti Receiving terminal dan Regas Facility juga tidak sebesar dan se- rumit LNG konvensional. Secara terpisah Eduardo Perez, kon- sultan Small LNG asal Spanyol, mengata- kan, regulasi cabotage yang diterapkan oleh sejumlah negara di Asia Tenggara, seperti Indonesia dan Filipina, berpo- tensi menghambat perkembangan bisnis Small Scale LNG. Eduardo menyampai- kan hal tersebut dalam konfrensi Small LNG Shipping And Distribution Forum di Bali, medio September kemarin. Cabotage adalah aturan yang mela- rang kapal berbendera asing berlayar diantara dua pelabuhan domestik dalam suatu negara. Indonesia menerapkan Cabotage sejak tahun 2005 melalui In- pres No. 5/2015 dan diperkuat oleh UU No. 17/2008 tentang Pelayaran. Dengan aturan Cabotage, kapal (small LNG Car- rier) berbendera asing akan kesulitan menerapkan metode multiport shipping dalam mendistribusikan LNG Terkendala Harga Minyak Eko Agus juga menyatakan pengem- bangan bisnis liquefied natural gas (LNG) untuk pasar ritel saat ini terkendala har- ga minyak yang murah. Menurut Eko, saat Pertagas baru memulai pilot project LNG untuk PT Indominco Mandiri dan PT Berau Coal, harga minyak mentah masih di atas 100 dollar AS per barel, sehingga diharapkan bisa menurunkan biaya operasional in- Tahun depan masih bisa tumbuh. Potensi untuk Kalimantan besar, jika harga minyak 100 dollar AS per barel maka penggunaan LNG bisa capai 50-100 mmscfd. Industri ditambah mining jika konversi ke LNG bahkan bisa sampai 250 mmscfd Kusdi Widodo General Manager LNG PT Pertagas Niaga.Indonesia global energI EDisi 48 I NOVEMBER 201555

Pages Overview