Please activate JavaScript!
Please install Adobe Flash Player, click here for download

GE 48 web

32 global energI EDisi 48 I NOVEMBER 2015 B anyak kendala yang dialami ne- layan untuk meningkatkan hasil produksinya di laut. Salah satu- nya mereka tidak mempunyai mesin pendingin atau semacam cold storage untuk menyimpan hasil tangka- pannya. Kondisi itu membuat produkti- vitas nelayan tradisional rendah karena hanya bisa melaut kurang dari 12 jam. ”Seandainya energi matahari itu bisa dipakai untuk membangun cold storage diatas perahu tentunya produktivitas ne- layan tradisional akan meningkat karena mereka bisa dua hari di atas laut,” kata Kepala Bidang Litbang ESDM Kementeri- an ESDM, F.X. Sutijastoto di Auditorium Pasca Sarjana ITS, Rabu (4/11/2015). Ia mengatakan, pihaknya berencana membangun pembangkit listrik dengan tenaga arus laut dan matahari yang bisa digunakan nelayan di wilayah terpencil. Misalnya saja untuk listrik berkekuatan rendah bisa dipasang di perahu nelayan dengan tenaga matahari. Di samping itu, dikembangkan pembangkit dengan tenaga arus laut untuk menerangi wi- layah terpencil yang tidak terjangkau listrik.”Kalau ujicobanya akan dimulai pada tahun 2017,” tambahnya. Menurut dia, guna mewujudkan program tersebut sudah menggandeng beberapa perguruan tinggi seperti Ins- titut Teknologi 10 November (ITS) dan Institut Teknologi Bandung (ITB).”Kalau nanti program itu berhasil maka produk- tivitas nelayan bisa meningkat lima kali lipat,” katanya. Dengan melibatkan perguruan tinggi, kata Totok, pemerintah bisa memper- cepat program listrik dengan energi ter- MARITIM BantuNelayanKembangkan EnergiArusLaut Sebagai negara maritim Indonesia mempunyai memiliki potensi sumber energi terbarukan dari laut dan sinar matahari. Kedua elemen itu akan dimanfaatkan oleh pemerintah menjadi pembangkit listrik untuk mendongkrak ekonomi masyarakat pesisir Kepala Bidang Litbang ESDM Kementerian ESDM, F.X. Sutijastoto di tengah meninjau stan di Auditorium Pasca Sarjana ITS, FOTO:ZACKY

Pages Overview