Please activate JavaScript!
Please install Adobe Flash Player, click here for download

Pialang Indonesia Edisi 22 Juni 2014-s

52 tensif terhadap harga-harga barang dan jasa, ICP membuat kesimpulan bahwa uang banyak mengalir ke negara-negara yang lebih miskin, bahkan lebih banyak dibanding perkiraan sebagian besar eko- nom. Hal ini mengindikasikan peningka- tan besaran ekonomi negara-negara berkembang di dunia yang cukup signifi- kan. PPP, menurut ICP, merupakan alat ukur yang paling ideal terhadap biaya hidup riil seseorang di sebuah negara dan seberapa besar perekonomian suatu negara. Jadi, alat ukur yang benar bukan berdasarkan nilai tukar mata uang yang pergerakannya volatile terhadap harga barang dan jasa. Berdasarkan metode pengukuran nilai tukar mata uang terhadap harga barang dan jasa, IMF melaporkan bahwa nilai produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat pada 2012 sebesar US$16,2 trili- un, sementara nilai PDB Tiongkok sebe- sar US$8,2 triliun atau mendekati 50% dari PDB Amerika Serikat. Pada 2005, ICP awalnya mengira uku- ran perekonomian Tiongkok kurang dari separo dari Amerika Serikat, atau hanya 43%. Kemudian pada 2011 dan den- gan memakai alat ukur terbarunya, PDB Tiong kok ternyata semakin mendekati PDB Amerika Serikat, yaitu sebesar 87% terhadap PDB Amerika Serikat. “Amerika Serikat masih perekonomian terbesar di dunia, namun Tiongkok tepat berada di belakangnya setelah diukur menggunak- an PPP,” bunyi laporan ICP. Berdasarkan data IMF yang menges- timasi perekonomian Tiongkok akan tumbuh sebesar 24% antara 2011 hingga 2014, sementara perekonomian Amerika Serikat hanya akan tumbuh sebesar 7,6% pada periode yang sama, maka besar ke- mungkinan Tiongkok akan mendongkel Amerika Serikat dari posisinya sebagai perekonomian nomor satu dunia tahun ini. Angka-angka di atas bisa mengubah drastis landscape perekonomian global dan mendongkrak peran penting nega- ra-negara menengah. Contohnya India yang menjadi negara dengan pereko- nomian terbesar ketiga di dunia dengan menggunakan metode ICP, namun hanya berada di posisi ke-10 dengan penguku- ran nilai tukar mata uang terhadap harga barang dan jasa. Besaran ekonomi India nyaris naik dua kali lipat dari 19% terha- dap Amerika Serikat pada 2005 menjadi 37% pada 2011. Rusia, Brazil, Indonesia dan Meksiko masuk sebagai 12 besar negara yang paling aktif dalam perdagangan global. Sebaliknya, biaya yang tinggi ditambah dengan pertumbuhan ekonomi yang ren- dah memaksa Inggris Raya dan Jepang semakin tertinggal di bawah Amerika Serikat. Di sisi lain, hasil penelitian ICP ini akan menambah sengit perdebatan terkait kendali terhadap organisasi-organisasi internasional, seperti Bank Dunia dan IMF. Dua badan dunia tersebut akhir- akhir ini banyak dikritik dan menjadi so- rotan karena dianggap tidak relevan dan kurang mewakili perubahan keseimbang an perekonomian global. Jika melihat konsumsi aktual per ke- pala, laporan ICP menunjukkan bahwa metodologi baru dan pertumbuhan eko- nomi yang lebih cepat di negara miskin telah mempersempit jarak antara negara kaya dan negara miskin. “Sekarang ini kondisi perekonomian dunia semakin se- WORLD ASIA Hasil ICP 2011 : Produk Domestik Bruto (PDB) Negara Belanja (US$ miliar) Belanja per kapita (US$) PPP nilai tukar PPP nilai tukar Amerika Serikat 15,533.80 15,533.80 49,782 49,782 Tiongkok 13,495.90 7,321.90 10,057 5,456 Indonesia 2,058.10 846.3 8,539 3,511 Sumber : World Bank

Pages Overview