Please activate JavaScript!
Please install Adobe Flash Player, click here for download

Pialang Indonesia Edisi 22 Juni 2014-s

18 TOP STORY Jokowi-JK Pasangan ini memang be- lum banyak mengupas ke publik mengenai visi dan misinya dibidang ekonomi. Pada saat resmi mendaf- tarkan diri ke KPU mereka meny- erahkan dokumen visi dan misi jika terpilih memimpin Indonesia selama 5 tahun ke depan. Dalam dokumen yang diberi judul ‘Jalan Perubahan untuk Indone- sia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian’ . Visi dari pasangan ini adalah ‘Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong’. Sementara misinya terbagi dalam 7 poin yaitu: = Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. = Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berland- askan negara hukum. = Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri seb- agai negara maritim. = Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera. = Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing. = Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional. = Mewujudkan masyarakat yang berkperibadian dalam kebudayaan. Pemilu presiden 2014 yang akan digelar 9 Juli 2014 akan diikuti oleh dua pasang calon presiden-wakil presiden. Calon pertama, Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang didukung oleh PDI Perjuangan, Partai Nasdem, PKB dan Partai Hanura. Kedua, Prabowo Subianto menggandeng Hatta Rajasa yang diusung Partai Gerin- dra, Partai Golkar, PAN, PPP, PKS, dan PBB. Dua pasangan akan bersaing merebut simpati rakyat untuk menduduki kursi RI1 dan RI 2. Seperti apa visi dan misi keduanya, terutama dibidang ekonomi. Beri- kut kami sarikan untuk Anda sebagai bahan pertimban- gan untuk menentukan pilihan di bilik suara nanti. Prabowo-Hata Berdasarkan dokumen berjudul ‘Agenda dan Program Nyata untuk Menyelamatkan Indonesia dari Prabowo-Hatta’ yang disampaikan oleh pas- angan ini ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) saat mendaftarkan diri, berikut visi dan misi mereka dibidang ekonomi : = Meningkatkan pendapatan per kapita dari Rp 35 juta per tahun menjadi minimal Rp 60 juta per tahun dengan pertumbuhan ekonomi 7% per tahun. = Meningkatkan pemerataan dan kualitas pertumbuhan ekonomi. Kesenjangan pendapatan yang diukur dari gini ratio ditargetkan menuju 0,31 dari saat ini 0,41. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) juga ditingkatkan dari 75 menjadi 85. = Meningkatkan daya serap tenaga kerja menuju 2 juta lapangan kerja per tahun melalui perbaikan irigasi dan infrastruktur untuk industri pengolahan yang pada karya dan pembu- kaan lahan pertanian baru. Kemudian menjadikan BUMN yang memiliki nilai strategis bagi perekonomian sebagai lokomotif kebangkitan dan kedaulatan ekonomi. = Membangun industri pengolahan untuk menguasai nilai tambah bagi perekonomian nasi- onal yang dilakukan dengan cara reformasi pengelolaan sumber daya alam dan industri, mempercepat pengembangan industri hilir pengolahan sumber daya mineral, melanjutkan renegosiasi kontrak-kontrak pertambangan dan migas yang belum cukup berkeadilan dan memprioritaskan kontrak-kontrak yang telah berakhir untuk entitas bisnis nasional, serta meningkatkan pembangunan dan daya saing industri hilir kelapa sawit, karet, kakao, bubur kayu dan kertas, serta produk primer lainnya. = Membangun dan mengembangkan industri transportasi nasional. = Mengambil kebijakan proaktif dalam menjaga stabilitas sektor keuangan, melalui penguran- gan risiko instabilitas dari internal maupun eksternal sektor keuangan. = Membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Keuangan yang terintegrasi dengan pariwisa- ta, properti, pendidikan, industri kreatif, jasa-jasa dan ritel komersial. Investasi pemerintah dianggarkan sekitar US$ 2,25-3 miliar selama 7 tahun. Kemudian, lebih rinci lagi terkait dengan APBN berikut program kerja yang akan dilak- sanakan dalam lima tahun mendatang : = Meningkatkan penerimaan negara dari pajak (tax ratio) dari sekitar 12% hingga mencapai 16% dari PDB. Caranya adalah dengan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak serta perbai- kan sistem perpajakan. = Melaksanakan reformasi perpajakan baik pada sektor pajak dalam negeri maupun pajak perdagangan internasional. Terkait dengan penerimaan pajak murni dari Ditjen Pajak (DJP), serangkaian langkah strategis disiapkan mulai dari pemberian insentif dan terobosan tarif pajak, perluasan pajak final, sinergi informasi lintas sektoral, hingga penajaman hierarki tindakan dalam peningkatan kepatuhan. = Meningkatkan peranan Ditjen Bea dan Cukai sebagai alat regulasi dan sekaligus penerimaan negara antara lain melalui integrasi teknologi informasi. = Mengoptimalkan sumber-sumber penerimaan negara non pajak berdasarkan pada penyisiran dan evaluasi yang ketat. = Reformasi belanja negara dengan tujuan memperbaiki efektivitas belanja negara, mening- katkan efisiensi belanja negara, serta meminimalkan kebocoran dan pemborosan anggaran. Setiap item belanja negara akan disisir dan dievaluasi berdasarkan kriteria yang diturunkan lengkap dengan imbalan dan sanksi (reward and punishment). = Menaikkan rasio belanja negara terhadap PDB secara bertahap menjadi minimal 19% pada 2019. Belanja negara naik dengan signifikan sehingga mencapai di atas Rp 3.400 triliun atau secara kumulatif sebesar Rp 13.560 triliun selama 2015-2019. = Menurunkan defisit anggaran secara bertahap menjadi 1% PDB mulai 2017. = Mengurangi pinjaman luar negeri baru baik multilateral maupun bilateral, dengan target menjadi nol pada 2019. = Mengembangkan inovasi produk keuangan dari negara yang terintegrasi dengan inovasi pajak, khususnya dalam bentuk obligasi infrastruktur.  = Mengembangkan skema pembiayaan infrastruktur sosial seperti air bersih dan rumah sakit, antara lain melalui Public- Private Partnership atau Pri- vate Finance Initiative dengan catatan cost of money hanya sedikit di atas kupon Surat Berharga Negara. Visi Misi: Prabowo-Hata Vs Jokowi-JK Partai Pendukung Jokowi-JK PDI Perjuangan 18.95 % Partai Nasdem 6.90 % PKB 9.04 % Hanura 5,26 % Partai Pendukung Prabowo-Hatta Partai Gerindra 11.81 % Partai Golkar 14,75 % PKS 6,79 % PAN 7,59 % PPP 6,53 % PBB 1,46 %

Pages Overview