Please activate JavaScript!
Please install Adobe Flash Player, click here for download

Pialang Indonesia Edisi 22 Juni 2014-s

46 P ertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2013, terlihat melam- bat bahkan berada pada titik pe- nurunan perekonomian terendah dalam 2 tahun terakhir. Dimana ekonomi Indonesia hanya tumbuh sebesar 5,7%. Berbagai faktor ditengarai turut menu- runkan perekonomian negara seperti kondisi global yang tidak stabil, dampak langsung yang dapat dilihat pada depre- siasi rupiah terhadap mata uang dollar AS. Bahkan nilai tukar rupiah sempat mencapai nilai tukar rupiah pada level Rp 12,189 per USD. Kondisi pasar modal In- donesia pada tahun 2013 juga terpuruk. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami fluktuasi yang sangat tajam. Dimana IHSG sempat melambung hingga level 5000 kemudian turun hingga bera- da di bawah level 4500. Fluktuasi pasar modal jelas mem- berikan gambaran adanya pergerakan- pergerakan saham dari emiten, sangat tidak stabil. Hal tersebut tentunya sedikit ba nyak memberikan pengaruh pada ki- nerja emitan. Tak sedikit yang kemudian me nunjukkan kinerja negatif. Namun demikian, tidak semua emiten mengalami pertumbuhan negatif sepan- jang kinerja pada 2013. Seperti yang terjadi pada industri farmasi. Sepanjang 2013 industri farmasi mengalami pening- katan, data IMS Health MAT pada kuartal ketiga tahun lalu mencatat pertumbuhan industri farmasi sebesar 13,7%. Dimana permintaan terhadap obat generik me ningkat sebesar 17% dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya. Melihat data tersebut, tim riset Pefindo melihat adanya peluang pada industri farmasi un- tuk terus menunjukkan pertumbuhan positifnya. Dan salah satu emiten farmasi yang dapat diperhatikan adalah PT Indofarma (Persero) Tbk. Menurut Pefindo, emiten dengan kode INDF ini cukup memiliki prospek yang menjanjikan. Pada tahun ini, perseroan fokus pada kegiatan perbaikan fasilitas produksi seperti betalaktam dan fasili- tas yang steril non-cephalosporin. Man- agement juga berencana untuk memba ngun fasilitas produksi yang menghasil- kan coamoxiclave sebagai bagian dari produk pareto Indofarma. Sementara itu, aksi korporasi yang dilakukan per seroan sejalan dengan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang dilakukan oleh PT Askes (Persero) yang berubah menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Peluang tersebut dimanfaatkan oleh emiten dengan rencana investasi dalam meningkatkan kapasitas produk- sinya mencapai 6,5 miliar tablet per ta- hun pada akhir 2013. Tim riset Pefindo mengatakan bahwa data-data tersebut bisa menjadi dorong anfundamentalyangbaikbagiperseroan. Meskipun kinerja perseroan sepanjang 2013 kurang menggembirakan karena tidak mencapai target. Namun yang ter- penting adalah pertumbuhan industri far- masi yang sangat signifikan. PT Indofarma (Persero) Tbk Memformulasikan Masa Depan Lebih Baik Baca lebih lengkap riset saham INAF dalam sisipan di akhir halaman majalah ini.

Pages Overview