Please activate JavaScript!
Please install Adobe Flash Player, click here for download

Pialang Indonesia Edisi 22 Juni 2014-s

13 TOP STORY “Jadi, misalnya, ketika masih rumor dan orang masih menebak-nebak Jokowi berpasangan dengan JK akan disambut pasar dengan positip. Begitu, telah resmi diumumkan kondisinya malah sebaliknya, IHSG turun,” GedungJoang 45 siang itu, Senin (19/05) lebih ramai dari biasanya. Di gedung bersejarah itu, Joko Widodo-Jusuf Kalla mendeklarasikan diri menjadi pasang an calon presiden dan wakil presiden. Jokowi dan Kalla, yang kompak meng enakan kemeja putih, lalu bersepeda onthel menuju kantor Komisi Pemilihan Umum(KPU)untukmendaftarandirimen- jadi peserta Pemilihan Presiden 2014. Keriuhan yang sama terjadi hampir bersamaan di Rumah Polonia, Jakarta Timur, yang pernah menjadi tempat ting- gal proklamator kemerdekaan RI Soe karno. Di rumah bersejarah itu, Prabowo Subianto resmi menggandeng Hatta Ra- jasa sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden. Mereka juga kompak mengenakan kemeja putih ala Presiden Soekarno. Sehari kemudian, mereka pun resmi mendaftarkan diri ke KPU. Tampaknya, Hari Kebangkitan Na- sional yang dihayati setiap tanggal 20 Mei pada tahun ini terasa lebih spesial dengan ditandai dua peristiwa di tem- pat-tempat bersejarah itu. Peristiwa itu menandai politik dalam negeri mema- suki babak baru dengan gelaran Pilpres Juli mendatang. Akhirnya, dengan tarik ulur yang alot, hanya ada dua pasangan calon akan bertanding. Jokowi-JK yang diusung poros PDI Perjuangan melawan Prabowo-Hatta yang dijagokan koalisi yang dipimpin Partai Gerindra. Lantas, bagaimana respon pasar modal terhadap situasi politik tersebut? Bagaimana ekspektasinya terhadap dua calon pasangan yang akan bertarung ‘head to head’ memperebutkan tampuk kepemimpinan negeri ini?. Berikut ula- sanya : Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama ini memang acap kali terkontaminasi dengan situasi politik. Seperti tampak pada pergerakan di bulan Mei, IHSG yang tadinya sempat melaju kencang. Menjelang pengumu- man capres-cawapres, Indeks sempat melewati angka 5000 di level 5.091,317. Ekspektasi membuncah dengan kepas- tian dua pasang calon dan pilpres yang hanya berlangsung satu putaran. Namun, kemudian Indeks balik arah cukup dalam usai capres-cawapres res- mi diumumkan ke publik. Hari itu juga saat peristiwa di dua tempat bersejarah itu, Indeks ditutup melemah. Sehari ke- mudian, indeks ditutup turun cukup sig- nifikan dengan minus 2,3%. IHSG pun harus rela lengser dari posisi 5000 den- gan ditutup pada angka 4895. Analis berpendapat turunnya indeks terjadi karena ekspektasi pasar sudah mencapai puncaknya. Setelah ekspekta- si mereda, indeks pun bergerak menuju posisi yang sesuai dengan kemampuan fundamentalnya. Ketua Lembaga Pendidikan dan Pela- tihan Pasar Modal (LPPM) Investa Hari Prabowo menyatakan ada motto yang berlaku di pasar modal : ‘Belilah saham ketika rumor berkembang dan juallah saham ketika rumor telah menjadi in- formasi nyata’. “Jadi, misalnya, ketika masih rumor dan orang masih menebak- nebak Jokowi berpasangan dengan JK akan disambut pasar dengan positip. Be- gitu, telah resmi diumumkan kondisinya malah sebaliknya, IHSG turun,” katanya kepada Majalah Pialang Indonesia. Selain itu, penurunan memang dise- babkan secara fundamental, kondisi per- ekonomian yang belum mampu meno- pang indeks diatas 5000. Kenaikan saham yang terjadi sepanjang bulan Mei lebih disebabkan karena adanya rumor dan euforia di pasar modal. Hal senada juga disampaikan Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada kepada majalah ini. Menurutnya, pelaku pasar selama ini cenderung merespon positf terhadap Jokowi. Hal itu pun ter- gambar dari pergerakan indeks yang mengikuti dinamika politik terhadap Gu- bernur DKI Jakarta itu. Setelah Jokowi dipastikan menggandeng JK dalam pil- pres, ekspektasi telah sampai pada pun- caknya dan indeks kembali pada valuasi sesuai dengan kondisi fundamentalnya. “Yang menjadi ekspektasi pasar sudah menjadi nyata,” katanya Namun, ekonom dari Danareksa Re- search Institure Purbaya Yudhi Sadewa berpendapat berbeda. Menurutnya, situasi tersebut disebabkan pasar yang sebelumnya bereaksi positif terhadap Jokowi karena dinilai berpeluang besar menang, kini menimbang ulang. Pasal- nya, konstelasi politik berubah setelah pasangan capres-cawapres dipastikan

Pages Overview