Please activate JavaScript!
Please install Adobe Flash Player, click here for download

Pialang Indonesia Edisi 22 Juni 2014-s

106 “Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com Indofarma(Persero), Tbk 19 Mei 2014 Halaman 2 dari 12 Kondisi Yang Tidak Menguntungkan Dari sudut pandang ekonomi Indonesia, 2013 bukanlah tahun yang kuat karena kondisi ekonomi global yang tidak menentu. Sepanjang tahun pertumbuhan ekonomi menurun, mencapai titik rendah yaitu 5,7% di Q4 jauh di bawah asumsi dari 2013 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara-Perubahan (APBN-P), yang ditargetkan 6,3%. Hal ini disebabkan oleh depresiasi rupiah Indonesia terhadap dolar AS yang mencapai Rp12.189 atau 23,61% lebih rendah dari awal tahun di Rp9.698, atau sebanyak 1,02% dari Rp9,600 bila dibandingkan dengan asumsi dari APBN-P 2013. Dukungan dari Kondisi Industri Namun demikiaN, industri farmasi mengalami pertumbuhan yang signifikan, dengan market moving annual total (MAT) 3Q2013 naik 13,7%, dan obat generik naik 17% year-on-year (YoY). Dampak Dari Faktor Makro Kinerja Perseroan pada tahun 2013 relatif kurang menggembirakan. Secara keseluruhan, penjualan naik 16% dari tahun 2012, tetapi tidak cukup untuk mencapai target awal karena depresiasi rupiah yang menyebabkan rugi kurs. Peningkatan kedua adalah upah minimum dan harga bahan bakar minyak juga menghambat Perseroan. Perlambatan Produksi Renovasi bangunan produksi yang dimulai pada awal 2013 dan selesai pada akhir semester pertama mempengaruhi kinerja operasional Perseroan. Akibatnya, kinerja keuangan kurang menguntungkan dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan mengalami kerugian yaitu Rp54,22 miliar. Namun, kami berpandangan bahwa Perseroan dapat mengganti kerugian tahun ini karena berencana untuk meningkatkan fasilitas dan akan menuai keuntungan dari renovasi tahun lalu. Prospek Usaha Dengan dukungan yang kuat dari prospek industri, kami masih percaya bahwa INAF memiliki prospek yang cerah di masa depan. Ke depan, dukungan pertumbuhan akan berasal dari ekspansi ke obat generik tanpa merek, yang akan mendapatkan keuntungan dari pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) pada awal 2014. Selain itu, pelemahan Rupiah untuk sebagian dapat diimbangi oleh penurunan harga bahan baku, memungkinkan untuk memberikan dukungan marjin. Kami percaya pendapatan akan tumbuh sebesar 7% pada tahun 2014, didukung oleh kapasitas yang lebih tinggi dan rata-rata harga jual lebih tinggi. Ke depan, kami memperkirakan bahwa pendapatan INAF dapat tumbuh sebesar 7% CAGR 2013-2017. Tabel 1: Ringkasan Kinerja 2011 2012 2013 2014P 2015P Penjualan [Rp Miliar] 1,203 1,156 1,337 1,432 1,642 Laba sebelum pajak [Rp Miliar] 55 62 (63) 34 44 Laba bersih [Rp Miliar] 37 42 (54) 26 33 EPS [Rp] 12 14 (17) 8 10 Pertumbuhan EPS [%] 195 15 (228) (148) 29 P/E [x] 15,6 13,6 (10,6) 22,3 17,2 PBV [x] 0,9 1,0 0,9 0,9 0,8 Sumber: Laporan Audit PT Indofarma (Persero) Tbk, Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing Berdasarkan harga saham INAF per 17 Mei 2014 – Rp186/saham PARAMETER INVESTASI Equity Valuation INDOFARMA (Persero), Tbk

Pages Overview