Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com Email Redaksi: redaksi.kabarprobolinggo@gmail.com KAMIS 5 Desember 201310 KAMPUS Pentingkan Sambut Kedatangan SBY SUMENEP-Demi menyambut kedatangan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, seluruh seko- lah di kecamatan kota diliburkan. Siswa dibebaskan dari kegiatan belajar mengajar. Keputusan ini pun dikritik kurang tepat. Apalagi, siswa tingkat SD pada Rabu-Kamis (4-5 /12) sedang ada kegiatan Ujian Tengah Semester (UTS). Karena harus menyambut SBY, pelaksanaan UTS tersebut harus ditunda. Anggota Komisi D DPRD Sumenep, Syaiful Bari menilai si- kap menyambut presiden dengan meliburkan kegiatan belajar men- gajar seperti ini dinilai berlebihan. Menurutnya siswa menjadi korban hanya demi menyambut kepala negara. Seharusnya, menurut Syaiful Bari, sekolah tetap diaktifkan, bahkan harus ditunjukkan kepada pres- iden terkait proses pendidikan di Sumenep. “Semestinya tak perlu di- bebaskan, tetapi harus ditingkatkan biar nampak kepada presiden dari- pada pelaksanaan pemerintahan Sumenep, utamanya pendidikan,” tandasnya. Sebab tugas siswa, apalagi pada saat UTS adalah belajar, bukan diliburkan. “Bagaimana kalau nanti bapak presiden mengunjungi lem- baga pendidikan kemudian tidak ada siswanya,” lanjutnya. Kepala Sekolah Dasar Negeri Pa- jagalan II, Nurut Taufiq saat ditemui mengatakan bahwa semua sekolah se Kecamatan Kota Sumenep di- bebaskan dari kegiatan sekolah untuk menyambut Presiden RI ke Sumenep. “Kita rapat di UPT Kota dan mendapat surat dari Dinas Pendidi- kan,” ungkapnya saat dikonfirmasi Rabu (4/12) kemarin. Karena sudah berdasarkan kes- epakatan dalam rangka menyambut kedatangan presiden, Nurut Taufiq sebagai kepala sekolah memberi- kan surat edaran ke wali murid agar mempersiapkan menyambut SBY. “Tujuannya, yang namanya kedatangan Bapak kita ingin me- nyambut dengan baik, karena siswa lebih mudah, kalau masyarakat umum kan tidak mungkin. Sesuai petunjuk UPT, siswa berbaris mem- bawa bendera merah putih sepan- jang jalan Trunojoyo,” jawabnya tentang penyambutannya. Pada tanggal 4-5 Desember, SDN Pajagalan II sedang ada kegiatan UTS, namun karena ada kegiatan untuk menyambut SBY, jadwal UTS digeser ke tanggal 6-7 Desember. Berdasarkan pantauan Kabar Madura, siswa di SDN Pajagalan II pulang sejak pukul 08.00 WIB. Mereka mempersiapkan untuk menyambut kedatangan SBY pada siang harinya. “ Tadi masuk,” jaw- abnya saat ditanya libur sekolah. Dinas Pendidikan Sumenep saat dikonfirmasi melalui Kabid Dikdas, Fajar Santoso mengatakan, men- gatakan sekolah dari semua jenjang yang ada di kota diarahkan memba- wa bendera untuk menyambut Pres- iden. “Bukan diperintahkan untuk libur tapi dibebaskan karena kita selama sekian tahun tidak pernah kedatangan Presiden,” tuturnya. Selain di kecamatan Kota, UPT Bluto, Saronggi, Paragaan dan kecamatan Batuan diharapkan melakukan pagar betis, dan mereka dibebaskan dari sekolah. (rei/zis) KM/AHMAD AINOL HORRI KOSONG MELOMPONG : Suasana SDN Pajagalan II Sumenep sudah terlihat sepi karena siswa pulang sejak pukul 08.00 WIB untuk menyambut kedatangan Presiden RI, Rabu (4/12). Keputusan ini pun menuai kritik DPRD setempat dan menyatakan seharusnya tak perlu dilakukan. Siswa Diliburkan, UTS Ditunda JAKARTA-Pembagian kondom lewat program Pekan Kondom Nasional dini- lai tidak baik diberikan secara umum. Wakil Ketua Komisi IX Nova Riyanti Yusuf (Noriyu) mengatakan, program pembagian kondom ini harusnya lebih tepat sasaran yaitu di tempat lokalisasi atau kepada orang-orang yang beresiko tinggi terhadap penularan HIV/AIDS. “Kondom hanya cocok untuk tempat lokalisasi dan bagi pasangan berisiko tinggi,” ujar Noriyu pada wartawan, Jakarta, Selasa (3/12). Enggan menanggapi polemik pekan kondom, Noriyu mengatakan, untuk kalangan pelajar, seks bebas terjadi lantaran tidak adanya pendidikan seks yang berjenjang. “Sehingga, anak SMP sudah mampu membuat video seks atas dasar keingintahuannya tanpa menge- tahui bahayanya,” katanya. Ketua Komisi E DPRD Jawa Barat Di- din Supriadin menilai kegiatan Pekan Kondom Nasional yang diselenggara- kan pada tanggal 1-7 Desember 2013 kurang bermanfaat atau efektif dalam mencegah penyakit menular seksual seperti HIV AIDS. “Tapi kalau menurut saya, kegiatan Pekan Kondom Nasional dengan kampanye kondom atau membagikan kondom itu kurang bermanfaat,” kata Didin Supriadin, di Bandung, Rabu (4/12). Dia menuturkan, cara efektif untuk mencegah penularan penyakit HIV AIDS ialah bagaimana upaya pemer- intah hingga pihak terkait melakukan pendekatan kepada generasi muda untuk memberikan pendidikan seks. “Karena kampanye ini hanya simbol. Tapi inti persoalannya bukan itu, na- mun bagiamana pemerintah atau kita semua bisa memberikan pendidikan yang baik tentang pendidikan seks kepada remaja agar generasi penerus terhindar dari HIV AIDS,” kata Didin. Pekan Kondom Nasional digagas oleh Kementerian Kesehatan dan dan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan kegiatan tersebut bukanlah hal yang terlarang. “Lebih bahaya bagi-bagi rokok daripada kondom,” katanya. (ant/zis) Pendidikan Seks Efektif daripada Kampanye Kondom KM/IST TOLAK FREE SEX: Sejumlah aktivis mahasiswa berunjuk rasa menolak Pekan Kondom Nasional (PKN), Rabu (4/12). Mereka menolak PKN karena dinilai bukan langkah baik mencegah meluasnya penularan HIV/AIDS tapi lebih melegalkan seks bebas. KM/SYAMSUL ARIFIN SAMBUT PRESIDEN KEDATANGAN Presiden Susilo Bambang Yudoyono di kota Sampang menyedot banyak perhatian, termasuk ribuan siswa dan guru. Sejumlah guru dan siswa dikerahkan untuk berdiri di jalan yang dilalui rombongan presiden. Padahal saat itu jam pelajaran aktif. Tentu saja kondisi menuai kritik. (zis) Resmi Berganti Nama SURABAYA- Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel secara resmi berganti nama menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya. Hal ini sesuai peraturan Presiden Nomor 65 tahun 2013, Rabu (4/12) petang. “Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menetapkan peralihan status IAIN menjadi UIN pada 1 Oktober 2013,” kata Suryadharma Ali pada peresmian peruba- han status tersebut. Rencananya peresmian dilaksanakan Rabu pagi, tetapi karena kesibukannya mendampingi Presiden SBY di Madura, maka baru dapat dilaksanakan sore. Ala- san itu itu ia minta maaf. Hadir pada acara itu Wagub Jatim Sya- fullah Yusuf atau Gus Ipul, Dirjen Pendis Nur Syam, Rektor IAIN Sunan Ampel Abd A’la, Kepala Kanwil Kemenag Jatim Sudjak, dan Konjen Jepang di Surabaya. Menag mengatakan perubahan status merupakan kebutuhan mengingat animo untuk belajar di perguruan tinggi Islam kini makin tinggi. Setiap tahun yang terserap hanya 80 ribu, sementara yang mendaftar di atas 250 ribu tiap tahun. Kemenag akan mendorong terus pening- katan kualitas pendidikan Islam. Ia berharap UIN Sunan Ampel ke depan dapat menjadi universitas berskala inter- nasional. Di Indonesia ada dua univeristas Islam yang diprioritaskan menjadi uni- versitas berskala internasional, yaitu UIN Sunan Malik Ibrahim Malang dan UIN Hidayatullah Ciputat Tangerang, Banten. Alasannya kedua universitas itu selain sudah banyak memiliki mahasiswa asing, dari 28 negara Islam, juga sudah menun- jukkan kualitasnya di dunia. (rpo/zis) SUMENEP-Kebutuhan sara- na pendidikan di Pulau Gili La- bak yang masuk dalam wilayah Desa Kombang, Kecamatan Talango, Sumenep hingga kini masih belum direspon oleh Dis- dik setempat. Sejak keluhan terkait ke- butuhan sarana pendidikan tersebut diungkap oleh sejum- lah warga Pulau Gili Lebak, hingga saat ini dinas yang menaungi tentang masalah pendidikan tersebut belum bertindak apapun. Kepala Disdik Sumenep Ah- mad Sadik mengatakan jika pihaknya sudah melakukan sejumlah langkah. Salh satunya dengan menghubungi Ketua Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pendidikan Kecamatan Ta- lango terkait hal tersebut. Ia mengatakan bahwa UPT Pendidikan Kecamatan Ta- lango akan turun ke Pulau Gili Labak bersama Kepala Desa setempat untuk melakukan pemantauan langsung di la- pangan. ”Setelah kami lakukan kon- firmasi, UPT Pendidikan Ke- camatan Talango akan turun bersama Kepala Desa Kombang untuk menelusuri keadaan masyarakat di sana, jumlah KK (kepala keluarga, red), serta jumlah anak usia sekolah di sana,” ucap Sadik kepada Ka- bar Madura. Menurutnya, standar minimal untuk membangun SD harus memiliki sedikitnya 20 siswa di setiap kelas. Jika jenjang SD terdiri dari enam kelas, maka untuk pendirian sekolah baru disyaratkan sedikitnya ada 120 siswa dalam sekolah tersebut. Meski demikian, Sadik men- gatakan syarat tersebut tidak bersifat kaku. Apabila standar jumlah siswa tersebut tidak sesuai dengan standar minimal, Disdik Sumenep sudah meny- iapkan langkah alternatif. Ia menegaskan langkah alter- natif tersebut antara lain mem- bentuk SD kecil di Pulau Gili Labak yang di dalamnya nanti terdapat satu kepala sekolah dan satu guru pendidik. ”Alternatif lain jika SD kecil juga masih belum memung- kinkan untuk dibentuk, kita su- dah menyiapkan pembentukan PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat, red). Nantinya PKBM ini melakukan Kejar Paket A (setara SD) atau Ke- jar Paket B (setara SMP),” terangnya. ”Kalau alternatif yang kami siapkan tersebut masih juga belum memungkinkan, maka jalan terakhir yakni anak-anak Pulau Gili Labak bisa berseko- lah ke sekolah terdekat di Desa Kombang. Secara administratif, Pulau Gili Labak memang ma- suk dalam wilayah Desa Kom- bang. Hanya saja terpisahkan laut. Kami juga merencanakan menyiapkan sarana angkutan untuk para siswa jika harus menyeberang antarpulau,” im- buhnya. (ong/rr) KM/FATHOR RAHMAN BUTUH SEKOLAH: Penduduk Pulau Gili Labak yang berada di wilayah Desa Kombang, Kecamatan Talango sangat membutuhkan sarana pendidikan bagi anak-anak. Hingga saat ini, masih belum ada sekolah di sana. Pendidikan Pulau Gili Labak Terkendala Jumlah Murid PDF Compressor Pro