Please activate JavaScript!
Please install Adobe Flash Player, click here for download

ok.PDF

KOTA- Hingga saat ini, ka- bar keberadaan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yang diperuntukkan bagi masyarakat kepulauan Ma- salembu, belum kunjung ada kejelasan tindak lanjutnya. Meski kabar terakhir bahwa PLTD tersebut sudah sampai atau dikirim ke Masalembu. Meski sempat pengiriman PLTD itu menuai kritikan oleh pihak dewan karena konsep belum jelas, namun barang sudah dikirim lebih dulu, sehingga pihak kantor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sumenep dianggap telah mengingkari kesepakatan awal. Pasalnya, pihak ESDM saat ini terkesan menjadi bahan permainan pihak kontraktor PLTD tersebut, karena malah diatur terkait kebijakan- kebijakan tentang generator itu, sehingga seakan-akan yang mengatur semuanya adalah kontraktor, bukan pemerintah. Anggota Komisi A DPRD Sumenep, Darul Hasyim Fath menyampaikan ka- lau pihak ESDM tidak bisa berbuat banyak tentang ke- bijakan PLTD tersebut, se- hingga mengenai sejumlah ketentuan serta tindakan, pihak ESDM terlalu bergan- tung pada kontraktor. “Kapan PLTD itu dikirim ke Masalembu kontraktor yang menentukan, kapan melaku- kan tinjauan ke Masalembu menunggu dan diatur kon- traktor serta jadi main-mainan kontraktor, dan kapan PLTD itu dioperasikan atau bisa memberikan penerangan pada masyarakat juga masih menunggu kontraktor. Ini apa-apan, kok pemerintah malah diatur kontraktor,” tegasnyapadaKabar Madura. Hal tersebut tentunya membuat pihak dewan be- rang, sebab segala sesuatu mengenai PLTD pemerintah malah diatur pihak kontrak- tor, dan yang lebih mengh- erankan pihak ESDM malah bisa diperintah-perintah oleh kontraktor tersebut. “Kami sudah sampaikan secara formal pada pihak ESDM, utamanya Kabid Kelistrikannya, kalau ada kontraktor yang minta dan mengatur pemerintah, agar hal itu diserahkan ke pen- egak hukum. Dan saya di dalamnya akan berbicara dengan pihak Kejari (Kejak- saan Negeri, red) Sumenep,” tandasnya. (ong/h4d) 5 Desember 2013KAMIS 7 Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com Email Redaksi: redaksi.kabarprobolinggo@gmail.com KM/DOK DARUL HASYIM FATH Anggota Komisi A DPRD Sumenep Petani Mengaku Terpaksa Merugi KALIANGET-Harga jual garam masih menjadi perso- alan pelik yang tak kunjung selesai. Meski pemerintah merilis berhasil mencapai swasembada garam konsum- si tahun lalu, namun sukses tersebut tak berdampak posi- tif untuk petani. Pemerintah sebenarnya telah menetapkan harga po- kok pembelian (HPP) yang dipatok Rp 550 untuk kuali- tas dua (kw2) dan kualitas satu, Rp 750. Tapi di tingkat petani, harga pembelian terjun bebas. Akibatnya banyak petani garam mengeluh. Hasil pan- en yang diperoleh selalu tak menutup biaya produksi. Salah satu penyebab yang sering didengungkan ial- ah kualitas yang tidak me- menuhi standar. Suminah, petani garam Ke- camatan Kalianget menceri- takan, pada saat musim hu- jan penghasilan untuk biaya hidup setiap hari ia harus mencari rejeki di laut. Tetapi pendapatan itu sangat tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan yang harus di- penuhi Menurutnya, untuk me- nyiasati pemenuhan kebu- tuhan keluarganya dalam setahun dari hasil garam biasanya, hasil produksi di- simpan, setelah kehabisan biaya kemudian dijual, na- mun pada musim ini, hasil produksi yang dia panen tidak mencukupi selama satu tahun. “Kalau sekarang jangankan bisa cukup satu tahun mas, dimakan biaya produksi dan kebutuhan sehari-hari sudah habis karena selain musim pendek juga harga tidak bagus,” keluhnya dengan pasrah, Rabu (4/12). Sementara Ketua Paguyu- ban Petani Garam Rakyat Sumenep (PERRAS) Hasan Basri menyebutkan harga garam di tingkat petani un- tuk KW1 hanya Rp 470 dan paling rendah Rp 350. Den- gan harga yang sangat mu- rah ini petani mengalami kerugian, apalagi ditambah kebutuhan selama 12 bulan. “Petani garam itu membuat garam selama satu musim, dengan harga seperti musim ini, petani jelas merugi kare- na petani membuat garam selama satu musim sementa- ra hasilnya akan digunakan selama 12 bulan, sehingga rata-ratanya secara UMK masih sangat jauh, artinya rugi tidak mencukupi apa- lagi saat sekarang ini masih rendah,” kata Hasan kepada Kabar Madura. (rei/h4d) HPP Garam Tidak Berlaku TIDAK CUKUP: Petani garam meradang sebab tidak bisa mencukupi biaya hidupnya dari hasil panen selama satu tahun karena harga jual rendah. KM/ DOK KOTA-Pihak kepolisian dari Polres Sumenep membubarkan aksi unjuk rasa dua kelompok mahasiwa di Jalan Adirasa, Rabu (4/12). Bukan hanya itu, petugas kepolisian juga menangkap beberapa mahasiswa. Aksi diawali kelompok Perger- akan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) awalnya berlangsung da- mai. Puluhan demonstran silih ber- ganti melakukan orasi yang intinya mengritik rezim Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Unjuk rasa untuk menolak kedatan- gan SBY ini memang digelar tak jauh dari gedung Adipoday yang menjadi lokasi kunjungan presiden, membuat ratusan petugas keamanan bersiaga penuh. Tak berapa lama, massa dari Aliansi Mahasiswa Sumenep Menggugat (AMUG) bergabung. Entah pihak mana yang mengawali, saling do- rong antara polisi dan mahasiswa kemudian terjadi. Petugas kepolisian yang didukung personel lebih banyak dan peralatan lengkap akhirnya berhasil memukul mundur kelompok mahasiswa. Se- banyak 15 mahasiswa juga berhasil diamankan. Mengetahui sejumlah rekannya diamankan, para mahasiswa kembali merangsek maju. Namun upaya ini sia-sia karena aparat langsung ber- tindak makin represif. “Kita amankan pendemo dan batu sebagai barang bukti,” ungkap Wakapolres Sumenep Kompol Su- jiono yang memimpin langsung pengamanan. Sementara itu sejumlah pendemo dari AMUG mengaku kecewa den- gan aparat. Sebab mereka hanya in- gin menyamaikan aspirasi dan tidak ingin terlibat gesekan dengan aparat. “Kami hanya ingin menyampaikan aspirasi soal Migas di Sumenep,” kata Zainollah, salah seorang peserta aksi. Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui ada atau tidak ko- rban luka di kedua pihak. Setelah membubarkan aksi maha- siswa, aparat keamanan langsung kembali bersiaga di ring 3 berkaitan dengan kedatangan Presiden SBY di Sumenep. (fir/h4d) Aparat Keamanan Tangkap Belasan Mahasiswa KM/FIRMAN GHAZALI AKHMADI REPRESIF: Ratusan petugas kepolisian dari Polres Sumenep menghalau puluhan mahasiswa yang menggelar unjuk rasa di Jalan Adirasa, Rabu (4/12). Seorang mahasiswa yang diamankan petugas (foto bawah) KOTA-Wabah penyakit De- mam Berdarah (DBD) menjadi ancaman bagi masyarakat saat musim penghujan tiba. Hanya saja di awal musim ini, Rumah Sakit Daerah (RSD) dr Moh Anwar mengklaim saat ini masih dalam tahap normal. Direktur RSD, dr Fitril Akbar menyatakan, penyakit DBD diklaim masih normal, tidak ada perkembangan pasien yang signifikan. Namun Fitril tidak menyebutkan angka, apakah ada perkembangan dari sebelumnya atau tidak. “Sekarang kasus DBD masih normal mas,” singkatnya saat ditanya kondisi dan potensi maraknya DBD di Sumenep, Rabu (4/12). Sementara saat ini ma- syarakat butuh perhatian dari pemerintah untuk melakukan pencegahan agar penyakit yang menyebabkan kematian ini tidak menjadi wabah sep- erti tahun sebelumnya. Sebab setiap tahun, ma- syarakat Sumenep selalu ketakutan pada saat musim penghujan, karena penyakit ini, terutama di pedesaan ter- kadang sulit diketahui. “Kami berharap kepada pemerintah agar secepatnya melakukan pencegahan se- belum menyebar. Penyadaran dan tindakan dari pemerintah sangat dibutuhkan,” kata Sy- aoqi, warga Desa Batu Putih, Rabu (4/12). Bulan lalu, jumlah pasien yang terserang DBD di Sumenep tercatat enam orang. Keenampenderitainipadasaat itu sedang dirawat di RSD dr Moh Anwar bagian zal anak. Sementara itu, Hendiyanto, Kabid Rekam Medik RSD dr Moh Anwar Sumenep men- gatakan sejak awal musim hujan, tercatat ada enam pasien yang sudah masuk rumah sakit mendapatkan pengobatan intensif. “Seka- rang sudah ada enam pasien yang masuk RSD” paparnya, beberapa waktu lalu. Terhadap ancaman penya- kit DBD yang terjadi setiap tahun pada saat musim pen- ghujan, pihaknya berharap masyarakat melakukan an- tisipasi sejak dini, sebelum penyakit membahayakan ini menyerang. Sebab penyakit DBD mudah menular kepada siapapun. (rei/h4d) RSD Klaim DBD Normal KM/ DOK PENCEGAHAN: Salah satu pasien DBD yang sedang mendapatkan perawatan intensif di RSUD Sumenep beberapa waktu lalu. Dewan Desak ESDM Selesaikan Verifikasi Mayat Bayi Dibuang dalam Sumur Mati LENTENG-Sejumlah warga Dusun Gelathak, Desa Bilapora Rebba, Ke- camatan Lenteng digegerkan dengan penemuan seorang bayi yang masih baru lahir dalam sumur mati. Bayi dengan je- nis kelamin laki-laki tersebut, ditemukan salah satu warga dalam kondisi sudah meninggal dunia. Selasa (3/12) malam. Informasi yang diperoleh Kabar Madura, bayi ditemukan oleh Nasrun (48) yang akan mengontrol padi di sawahnya. Se- cara kebtulan dia menjenguk sumur yang sudah puluhan tahun tidak dipakai. Saat itulah ia tahu ada benda yang terbungkus kain berwarna hijau. Karena penasaran, ia mengambil dan membuka bungkusan itu yang ternyata sesosok mayat bayi. Setelah itu, Nasrun langsung meminta bantuan tetangganya untuk menge- vakuasi, tidak selang kemudian bayi itu berhasil dievakuasi puluhan warga. Setelah itu bayi yang diperkirakan masih berumur dua hari itu langsung dibawa ke satu rumah warga untuk disucikan dan langsung disemayamkan. ”Semula saya tidak menyangka jika benda dalam sumur mati itu bayi, setelah di teliti agak lama, ternyata benar benda tersebut sesosok bayi yang berjenis kela- min laki-laki,” katanya Nasrun. Sementara Kapolsek Lenteng, AKP Syakrani, saat dihubungi melalui telepon seluler, mengaku belum tahu persoalan itu, karena sampai saat ini masih belum ada laporan dari warga. ”Kami masih be- lum tahu, karena sampai saat ini masih belum ada laporan,” katanya. (fir/h4d) PERISTIWA KOTA-Setelah berhasil memukul mundur dua ke- lompok pendemo, puluhan personil kepolisian melaku- kan penyisiran ke tempat persembunyian para pen- demo yang sempat kocar- kacir setelah di pukul mun- dur polisi. Dipimpin langsung Waka- polres Sumenep Kompol Sujiono, puluhan personil dari unit Shabara Polres Sumenep tersebut menyisir para pendemo. Dari kejauhan puluhan pendemo yang melihat polisi mendekat kearah mereka langsung kabur dan masuk ke dalam Pasar Anom. Me- lihat hal tersebut puluhan polisi langsung mengejar ke dalam pasar. Tidak ada satupun los pedagang yang lolos bah- kan aparat kepolisian juga mengejar pendemo hingga keluar dari pasar dan dilan- jutkan dengan penyisiran ke perumahan warga di sepan- jang Jalan Dr. Cipto Man- gunkusomo Sumenep. Karena tidak satupun pen- demo yang terlihat, puluhan personil tersebut akhirnya kembali ke pos masing- masing untuk melanjutkan penjagaan di ring tiga pen- gamanan kedatangan pres- iden. Wakapolres Sumenep Kompol Sujiono men- gatakan penyisiran yang dilakukan bukan untuk menangkap para pendemo namun untuk memukul mundur pendemo agar menjauh dari lokasi yang akan di datangi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). “Kita pukul mundur agar menjauh dari lokasi yang akan digunakan RI 1,” ungkapnya. (fir/h4d) Polisi Sisir Perumahan KM/FIRMAN GHAZALI AKHMADI PUKUL MUNDUR: Sejumlah personel kepolisian memasuki gang- gang sempit di permukiman warga untuk mengejar para mahasiswa yang menggelar unjuk rasa menolak kedatangan Presiden SBY. PDF Compressor Pro

Pages Overview