Please activate JavaScript!
Please install Adobe Flash Player, click here for download

mei2_20100713113708

13 14 iga orang dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan T Universitas Brawijaya (FPIK- UB) berpartisipasi dalam acara Fasilitasi Pengembangan Masyarakat Pesisir /Nelayan di Wilayah Kerja Bakorwil Malang pada Rabu (26/5). Ketiga dosen tersebut adalah Dr. Ir. Agus Tjahjono, MS; Dr. Ir. Edi Susilo, MS serta Dr. Ir. Nurdin Harahap, MP. Dalam kesempatan tersebut, Dr. Ir. Agus Tjahjono, MS menyampaikan materi berjudul "Manajemen Usaha Kelompok" dan Dr. Ir. Edi Susilo menyampaikan "Pemberdayaan Kelompok Usaha Perikanan". Materi tentang Pengelolaan Usaha Simpan P i n j a m d a n P e r s y a r a t a n n y a disampaikan oleh Drs. Kusen Asjari, seorang Widyaiswara dari Balai Pelatihan Koperasi Kota Malang. Bertindak sebagai moderator dalam acara ini adalah Dr. Ir. Nurdin Harahap, MP. Kegiatan ini diikuti oleh petugas d a n p e l a k u u s a h a d i b i d a n g pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya perikanan yang berasal d a r i B a n y u w a n g i , S i t u b o n d o , Probolinggo, Pasuruan dan Malang. Secara umum, dalam acara ini peserta menyampaikan beberapa hal antara lain adanya kecenderungan usaha kecil secara kelompok kurang memberikan hasil optimal jika d i b a n d i n g d e n g a n u s a h a perseorangan. Selain itu, disampaikan juga bahwa Koperasi Unit Desa (KUD) yang dibangun hampir selalu mengalami kegagalan. Peserta juga menyampaikan, jika di beberapa wilayah ada keberhasilan dalam pengelolaan sumberdaya, seperti di Banyuwangi dan Wongsorejo, maka masyarakat perlu belajar dari wilayah tersebut. Merespon diskusi ini, pemateri m e n y a m p a i k a n b a h w a d a l a m menjalankan kehidupan, perlu menggunakan filosofi seperti filosofi sapu lidi untuk kelompok usaha bersama. Secara operasional, disampaikan pula oleh pemateri bahwa ada koperasi yang dibangun dari bawah dan cukup berhasil seperti Pantai Prigi Credit Union.[fpik/nok] FPIK-UBFasilitasiPengembanganMasyarakatPesisir/Nelayan SosialisasiMekanismeProsedurPerencanaanPegawaiKemendiknas i r o K e p e g a w a i a n Sekretariat Jenderal B Kementrian Pendidikan Nasional mengadakan Sosialisasi Mekanisme Prosedur Perencanaan dan Pengadaan Pegawai di hotel Agro Kusuma Batu,Selasa (26/5). Sosialisasi yang dibuka oleh Pembantu Rektor II Universitas Brawijaya (UB) Warkum Sumitro SH MH ini diikuti oleh pegawai dari Biro Kepegawaian UB, Universitas Negeri Malang (UNM), Politeknik Malang, dan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) PKN, IPS dan Otomotif Malang selama tiga hari, Selasa-Kamis (25-27/5). Kepala Biro Kepegawaian Sekjen Kemendiknas Drs Mashuri Maschab SU sebagai pemateri pertama menyampaikan, dalam mekanisme perencanaan kepegawaian, ada tiga tahapan yaitu sistem rekrutmen, pengembangan dan pembinaan karir serta pemensiunan. Penentuan formasi sebagai langkah awalnya hendaknya sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan bukan mengada- adakan formasi karena tenaga sudah tersedia. Mashuri juga mengungkit fenomena banyaknya Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemda yang alih f u n g s i m e n j a d i d o s e n a t a u sebaliknya terutama di luar Jawa. Ditambahkan Mashuri, PNS memilih menjadi dosen karena masa pensiunnya yang lebih lama yaitu 65 tahun sedangkan dosen yang alih fungsi menjadi birokrat biasanya dikarenakan ditawari jabatan kepala d i n a s . D a n y a n g l e b i h memprihatinkan lagi, ungkap Mashuri, alih fungsi ini tanpa diketahui oleh pimpinan instansi asalnya. Oleh karena itu Mashuri memberikan apresiasi bagi Kopertis Jawa Timur yang membatasi alih fungsi, dengan mensyaratkan Lektor Kepala minimal bergelar doktor. Mashuri menyampaikan untuk rekrutmen tenaga teknis tahun ini akan diperbanyak tenaga teknis yang terdidik, terlatih dari Ahli Madya dan S1. Karena selama ini Biro Kepegawaian banyak menerima keluhan terkait kurang produktifnya tenaga teknis yang tersedia saat ini. Sebaliknya untuk rekrutmen dosen t i d a k s e b a n ya k t a h u n l a l u . Dalam proses rekrutmen, Mashuri berpesan agar instansi mendeteksi loyalitas dan dedikasi pelamar. Tidak sedikit kasus yang didapatkan Biro Kepegawaian, profesi dosen hanya dijadikan batu loncatan. "Lebih baik punya dosen yang nggak pinter tapi rajin dan bertanggungjawab daripada dosen yang pinter tapi minteri uwong," ujarnya disambut tawa hadirin. Tahap kedua, yaitu pembinaan dan pengembangan karir, Mashuri menekankan sosialisasi beasiswa untuk studi lanjut bagi tenaga teknis. Selama ini yang umum hanya dosen saja yang mendapatkan fasilitas ini p a d a h a l K e m e n d i k n a s p u n menyediakan fasilitas untuk tenaga teknis. Namun salah satu peserta dari Fakultas Ilmu Administrasi UB menyampaikan UB sudah melakukan program ini beberapa tahun yang l a l u . L e b i h l a n j u t M a s h u r i mencontohkan studi lanjut untuk tenaga akuntan sebagai contohnya, saat ini susah didapatkan melalui rekrutmen. Rekrutmen yang dilakukan Kemendiknas tahun lalu sebagai contohnya tidak berhasil menjaring lulusan-lulusan akuntan dari perguruan tinggi besar di Indonesia. "Mereka lebih memilih masuk ke perusahaan-perusahaan besar dengan gaji yang lebih besar," ungkapnya. Sedangkan akhir dari mekanisme kepegawaian yaitu pemensiunan. Menurut Mashuri, pemensiunan adalah bagian dari pelayanan yang bisa diberikan oleh biro kepegawaian. "Kalau bisa satu tahun sebelum pensiun, sudah dikrimkan pengajuannya ke pusat sehingga setelah tidak mendapatkan gaji PNS langsung mendapatkan gaji pensiunan," ungkapnya. Mashuri berucap walaupun seseorang pensiun dengan husnul khatimah, masa pensiun tetaplah tidak menyenangkan karena kehilangan kantor juga aktivitas rutin. Sosialisasi ini diadakan melihat masih terjadi kesalahan dan kurangnya pemahaman biro kepegawaian terhadap mekanisme perencanaan kepegawaian. "Belum ada kebijakan baru yang kita bawa, sosialisasi ini untuk mengingatkan kembali melihat masih ada kesalah-kesalahan teknis seperti batasan usia untuk pendaftaran PNS dari tenaga kontrak misalnya," demikian disampaikan Drs Hidayat Sumandri selaku Ketua Pelaksana. Sebelumnya sosialisasi dilaksanakan di Nusa Tenggara Barat. "Semestinya lingkup sosialisasi itu propinsi tapi karena Jawa Timur luas, untuk saat ini kita melakukan di Malang Raya dulu," tambahnya.[ai] Monev PKM Oleh DP2M Dikti ebagai salah satu rangkaian kegiatan Pekan Ilmiah S M a h a s i s w a N a s i o n a l (Pimnas), selama tiga hari (24-26/5), di gedung PPI Universitas Brawijaya (UB) dilangsungkan monitoring dan evaluasi (monev). Monev yang diikuti oleh UB dan Politeknik Negeri Malang (Polinema) ini dilakukan langsung oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DP2M) Dikti. Dua orang asesor hadir dalam kesempatan tersebut, yaitu Dr. Mohammad Agita Candra dan Soebroto Soegondo, Ir., M.Sc. Sebanyak 118 proposal dari UB ikut dalam monev kali ini. Lima fakultas dengan jumlah proposal terbanyak, berturut-turut adalah Fakultas Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran, Fakultas Teknik serta Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Disampaikan staf ahli Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Prof. Dr. Abdul H a k i m , m o n e v DP2M Dikti ini memiliki proporsi b e s a r u n t u k menentukan lolos tidaknya sebuah proposal menuju a j a n g P i m n a s . " M o n e v b e r k o n t r i b u s i hingga 55 persen dan sisanya adalah nilai proposal", ujar P r o f . H a k i m . Karena itu, kepada p e s e r t a i a menekankan agar dalam monev ini mereka telah melaksanakan kegiatan hingga 80 persen dan dituntaskan saat menjelang Pimnas. Tahun ini, ditambahkannya, UB memiliki target untuk meloloskan minimal 20 proposal menuju Pimnas. Untuk memenuhinya, berbagai hal telah ditempuh. Diantaranya monev internal, mengaktifkan peran pembimbing serta monitoring yang dilakukan oleh masing-masing Pembantu Dekan III Bidang Kemahasiswaan. [nok] Nomor 525 Tahun XIX Dwi Minggu Kedua Mei 2010 Para pemateri fasilitasi masyarakat pesisir Salah seorang anggota tim serius memaparkan proyek PKM Peserta sosialisasi prosedur perencanaan pegawai Kabiro Kepegawaian Sekjen Kemendiknas (kiri) 1314

Pages Overview